JAKARTA – Komoditas emas dan perhiasan memengaruhi penurunan inflasi pada Februari 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Februari 2021 sebesar 0,10 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,26 persen (mtm).
Selain komoditas emas dan perhiasan, penurunan inflasi pada Februari 2021 juga ikut dipengaruhi oleh perlambatan inflasi emas secara global yang berlanjut. Hal itu diungkapkan Kepala Departemen Komunikasi/Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono melalui rilis No. 23/53/DKom, Senin, 1 Maret 2021.
Erwin Haryono mengungkapkan, inflasi 0,10 persen pada Februari 2021 dipengaruhi oleh perlambatan inflasi kelompok inti dan deflasi kelompok volatile food, di tengah kenaikan inflasi kelompok administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK Februari 2021 tercatat 1,38 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan lalu sebesar 1,55 persen (yoy).
“Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna mengendalikan inflasi,” ujarnya.
Baca Juga: Ombusdman Aceh Terima 88 Pengaduan.
Erwin Haryono menambahkan, inflasi inti Februari 2021 tercatat 0,11 persen (mtm), menurun dari inflasi bulan Januari 2021 sebesar 0,14 persen (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi inti tercatat tetap rendah sebesar 1,53 persen (yoy), sedikit melambat dari inflasi Januari 2021 sebesar 1,56 persen (yoy).
“Inflasi yang tetap rendah tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang belum kuat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi,” tambah Erwin Haryono.
Sementara pada kelompok volatile food pada Februari 2021 mengalami deflasi 0,01 persen (mtm), atau lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,15 persen (mtm). Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh deflasi komoditas daging dan telur ayam ras.
Perlambatan inflasi kelompok volatile food tersebut didorong oleh meningkatnya pasokan domestik dan moderasi kenaikan harga komoditas pangan global, di tengah permintaan domestik yang belum kuat. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 1,52 persen (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,82 persen (yoy).
Kemudian kelompok administered prices pada Februari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang deflasi sebesar 0,19% (mtm).
Inflasi kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan tarif di beberapa ruas jalan tol dan kenaikan tarif angkutan udara beberapa maskapai penerbangan. Secara tahunan, komponen administered prices inflasi sebesar 0,66 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,34 persen (yoy).[]