Akhirnya Islam menuntun Tammy Perkins keluar dari kehidupan suramnya. Kehidupan yang berat akibat kemiskinan dan masa remaja yang salah melangkah membuat wanita asal Amerika Serikat itu sempat melalui masa-masa depresi berat.
Gadis yang juga berpikiran konservatif secara politik itu sempat memiliki pertentangan terhadap Islam. Namun, kehidupan kelamnyalah yang justru membawanya menuju perkenalan dengan seorang Muslim, yang kemudian membukakan matanya tentang Islam.
Ajaran kebaikan dalam Islam membuat hatinya tergugah. Terlebih, ajaran Islam melarang alkohol dan pergaulan bebas, dua hal yang membuat kehidupan Tammy berantakan.
Seperti diterbitkan dalam arsip Discovering Islam, Tammy menceritakan kisah hidupnya hingga akhirnya dia memutuskan memeluk Islam. Tammy lahir dan besar di kota yang sangat kecil di negara bagian yang sangat kecil di Timur Laut negara itu, New Hampshire, Amerika Serikat.
Dia tumbuh di kota Kristen kulit putih yang sangat kecil, yang tidak beragam sama sekali. Sejak usia sangat kecil, 5 atau 6 tahun, dia terbiasa berjalan ke gereja setempat sendirian.
Tammy benar-benar tumbuh di bawah naungan gereja dan di sanalah dia diajari tentang Tuhan. Keluarganya sangat miskin, sehingga ibunya kerap kali mengirim anak-anaknya, termasuk Tammy ke gereja untuk makan.
Sebab, gereja biasanya memasak makanan untuk orang miskin. Karena itulah, dia merasa gereja selalu menjadi bagian dari hidupnya.
Tinggal di kota kecil dengan pengawasan orang tua yang minim, memasuki masa puber adalah waktu yang sulit. Dia mengalami masa hidup yang membosankan sebagai remaja, hingga akhirnya ia terjerembab pada pilihan yang buruk.