Karya: Taufik Sentana
Puisi dari “Dalam Lelaki yang Cemburu pada Waktu”, Novelet lirik,2020 karya Taufik Sentana.
Seorang lelaki menggambar rembulan
Di bawah bayangan malam.
Burung malam datang mengintip
Seperti ingin menjebaknya.
Malam larut
Dan rembulan masih tersingkap.
Lelaki itu merasa sesak di dadanya
Seperti memasuki lorong sempit yang hitam.
Aku ingin mandi dalam sinar rembulan, kata lelaki itu.
Rembulan tak becakap sesuatu apa.
Angin dingin mencumbui daun daun.
Aroma udara begitu gairah dah syahdu.
Suara suara seperti naik ke langit.
Rumah rumah kosong
Dan gedung gedung diam.
Lelaki itu masih menggambar rembulan
Menggambar dirinya dalam pelukan rembulan.
Perlahan ia menyulam keindahan yang dipetik dari mentari seberang. Lelaki itu diam dan pasrah, mengeja kembali makna cahaya dan keping rindu. Ia menapak ke harapan yang jauh, yang dijanjikan abadi.
Lelaki itu masih mendengar degup di dadanya
Yang tadi sempit, kini menangkap oksigen baru
Yang ikut serta pada denyut darahnya.
Kini malam masih menghanyutkan
Dalam ufuk pencarian dan pencapaian
Lelaki itu menyusul pagi yang bening dan rahasia
Sambil membawa rembulan yang digambar tadi malam.[]