Sabtu, Juli 27, 2024

12 Partai Deklarasi Dukung...

LHOKSEUMAWE – Sebanyak 12 partai politik nonparlemen di Kota Lhokseumawe tergabung dalam Koalisi...

Keluarga Pertanyakan Perkembangan Kasus...

ACEH UTARA - Nurleli, anak kandung almarhumah Tihawa, warga Gampong Baroh Kuta Bate,...

Di Pidie Dua Penzina...

SIGLI - Setelah sempat "hilang" cambuk bagi pelanggar syariat Islam di Pidie saat...

Pj Gubernur Bustami Serahkan...

ACEH UTARA - Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, didampingi Penjabat Bupati Aceh Utara,...
BerandaIlmuwan: Bakal Ada...

Ilmuwan: Bakal Ada Bencana Besar Usai Gerhana Matahari Total

JAKARTA – Kosmobiolog Inggris Peter Stockinger meramalkan gerhana matahari total yang terjadi Rabu (9/3) kemarin akan disusul bencana alam yang menyebabkan malapetaka di Eropa Utara.

Seperti dilansir Mirror, Peter mengatakan posisi bintang-bintang sejajar saat peristiwa langka tersebut. Nah, posisi bintang-bintang seperti itu menjadi pertanda datangnya cuaca buruk dan bisa jadi mendatangkan bencana.

Menurutnya, gerhana matahari total yang melintasi Indonesia adalah bagian dari Saros bulanan seri 130 yang berulang setiap 18 tahun 11 hari, dimulai pada tahun 1096 dan terus berlanjut hingga 2394.

Setelah mempelajari grafiknya, menurut Peter, kecenderungan aktivitas hot spot adalah di Mesir, Italia, Spanyol, Turki dan Armenia, Prancis, Portugal, serta Jerman.

‘Master Astrolog’ itu menghabiskan 25 tahun mempelajari filosofi, astrologi, dan teknik astrologi Abad Pertengahan, Renaissance, dan Eropa Era Modern. 

Sebelumnya, Peter mengklaim bahwa dia sudah memprediksi terjadinya serangan teror Paris beberapa waktu lalu. Menurutnya, gerhana matahari terakhir yang terjadi pada 13 September 2015 akan dengan serangan teror. 

Ternyata benar, pada 13 November tahun lalu, Paris diguncang teror.

“Dalam sebuah posting blog yang dipublikasikan pada Agustus lalu, saya menulis tentang gerhana matahari total dan memprediksi kemungkinan terjadi pembunuhan di Paris. Sedihnya, ternyata benar.”

Gerhana matahari total berlangsung di Indonesia dan Samudera Pasifik, dan tidak terjadi di Inggris, tempat sang astrolog. 

Tapi itu bukan berarti Inggris lepas dari ‘ancaman’. Karena itu, ujar Peter, masyarakat dunia harus waspada karena konsekuensinya punya jangkauan luas.

Peter juga memperingatkan gerhana matahari kali ini adalah pertanda buruk jika melihat posisi planet-planet dan bintang-bintang.

“Yupiter adalah planet yang berkuasa dalam gerhana kali ini,” kata Peter. 

“Pada waktu gerhana, dia akan berada di Virgo, posisi yang tak menguntungkan. Dia juga berjalan mundur, yang menambah tingkat kelemahannya. Yupiter pun berkonjungsi dengan North Lunar Node, yakni bintang yang tetap berkonjungsi dengan bintang Denebola.”

Dia melanjutkan, bintang tersebut mewakili penghakiman, putus asa, penyesalan, rasa malu di muka umum, ketidakberuntungan dari elemen alam, serta kebahagiaan dalam sekejap berubah jadi kemarahan. [] sumber: JPNN.com

Baca juga: