Sabtu, Juli 27, 2024

12 Partai Deklarasi Dukung...

LHOKSEUMAWE – Sebanyak 12 partai politik nonparlemen di Kota Lhokseumawe tergabung dalam Koalisi...

Keluarga Pertanyakan Perkembangan Kasus...

ACEH UTARA - Nurleli, anak kandung almarhumah Tihawa, warga Gampong Baroh Kuta Bate,...

Di Pidie Dua Penzina...

SIGLI - Setelah sempat "hilang" cambuk bagi pelanggar syariat Islam di Pidie saat...

Pj Gubernur Bustami Serahkan...

ACEH UTARA - Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, didampingi Penjabat Bupati Aceh Utara,...
BerandaInspirasiTeknoDi Era Internet,...

Di Era Internet, Belajar Agama Jadi Lebih Mudah

LHOKSUKON – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh kembali bergulir. Pada Sabtu, 25 September 2021 pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, telah dilangsungkan webinar bertajuk “Belajar Agama di Dunia Maya”.

Kegiatan masif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.

“Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual.

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen dosen, mahasiswa Unimal, dan masyarakat umum, dihadiri oleh sekitar 1079 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Nandang Koswara, Dosen Program Doktoral, Pendakwah; Rasid, S.Sos.I., M.A., M.Ud., Editor Jurnal Community Online Fakultas Dakwah UIN Jakarta; Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng., Rektor Universitas Malikussaleh Aceh; dan Tgk. H. Muhammad Yusuf bin A. Wahab (Tu Sop), Pimpinan Doyah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb, Bireuen.

Nandieva Shahannaz sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.

Seperti Anis Fitriyah yang bertanya sekarang banyak sekali orang menjadi “pendakwah” di media social. Pertanyaan saya apabila ada seorang pendakwah di sosmed, tapi hadist yang disampaikan itu tidak benar, bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut? Kemudian apabila ada pendakwah dan isi dakwah tersebut justru bertentangan dengan agama. Apakah bisa kita melaporkan hal tersebut? Dan kepada siapa kiranya?

Narasumber Rasid, S.Sos.I., M.A., M.Ud., menanggapi sekarang ini banyak postingan dakwah yang bebas diposting di media sosial. Jangan pernah menyakiti ketika di dunia digital. Ketika kita mendapatkan hadits yang tidak sesuai, tetap kita mengedepankan nilai-nilai agama bukan emosi. Sehingga kalau terjadi lagi hal seperti itu, bisa tanya ke guru kita atau tabayun. Jangan sampai kita menghakimi orang tersebut karena menyampaikan materi yang tidak benar. Mungkin saja orang tersebut dapat dari orang lain. Kita boleh saja belajar di dunia maya tetapi lebih baiknya kita juga memiliki guru di dunia nyata.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Aceh Utara. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.[](ril)

Baca juga: