Sabtu, Juli 27, 2024

12 Partai Deklarasi Dukung...

LHOKSEUMAWE – Sebanyak 12 partai politik nonparlemen di Kota Lhokseumawe tergabung dalam Koalisi...

Keluarga Pertanyakan Perkembangan Kasus...

ACEH UTARA - Nurleli, anak kandung almarhumah Tihawa, warga Gampong Baroh Kuta Bate,...

Di Pidie Dua Penzina...

SIGLI - Setelah sempat "hilang" cambuk bagi pelanggar syariat Islam di Pidie saat...

Pj Gubernur Bustami Serahkan...

ACEH UTARA - Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, didampingi Penjabat Bupati Aceh Utara,...
BerandaOpiniKopi Gayo dari...

Kopi Gayo dari Sudut Pandang Mahasiswa

Oleh: Ahmad Mustanir, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Jati.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia. Terdapat berbagai macam kopi di Indonesia seperti Toraja, Mandailing, dan Aceh Gayo. Sebagai mahasiswa, kita pasti sudah sering mengkonsumsi minuman kopi. Bagi kalangan mahasiswa, kopi sebagai teman di malam hari sudah menjadi hal biasa, kandungan kafein didalamnya mampu menunda rasa kantuk saat mengerjakan tugas kampus ataupun sekadar untuk bercengkrama bersama teman-teman.

Sebagai seorang yang berasal dari daerah dataran tinggi Gayo, bagi saya kopi Gayo merupakan kopi yang gurih dan harum. Kopi Gayo adalah kopi dari jenis Arabica, beda dengan kopi lainnya yang memiliki jenis Robusta. Kopi Gayo membuka pandangan baru tentang arti sebenarnya dari secangkir kopi. Tidak hanya memberikan dorongan energi saat sedang mengejar deadline dan tugas kampus, tetapi juga tentang merasakan kekayaan citra rasa dan kebersamaan.

Warung kopi bukan hanya tempat untuk mendapatkan kafein. Di sini, para penikmat kopi biasanya akan menemukan warung kopi lebih dari sekadar tempat minum kopi, melainkan tempat kehangatan persaudaraan, bertukar pikiran dan berbagi cerita dengan teman dan rekan.

Kopi dapat membuka pintu pembelajaran tentang budaya, juga pertukaran cerita-cerita, bahkan juga sebagai sarana pemantik alam berfikir dan perjuangan. Dulu, pada masa perjuangan kemerdekaan warung kopi digunakan sebagai tempat konsolidasi kekuatan melawan penjajah, sekarang juga menjadi tempat penduduk kampung berkumpul malam hari, khususnya para petugas penjaga malam. Intinya, kopi dan warung kopi menghadirkan keunikan budaya di masyarakat.

Mengeksplorasi Kopi Gayo seperti menjelajahi dunia rasa yang baru. Setiap tegukan tidak hanya memberikan dorongan kepuasan, tetapi juga menggugah lidah dengan kedalaman rasa yang sulit dijelaskan. Bagi mereka yang baru mengenal dunia kopi, Kopi Gayo menjadi pintu gerbang menuju petualangan rasa yang lebih luas.

Sebagai mahasiswa, sebuah kebanggaan terasa mengalir saat mengetahui bahwa Kopi Gayo Aceh bukan hanya menjadi kopi lokal, tetapi juga merupakan sebuah kopi yang banyak dikonsumsi di tingkat nasional dan internasional. Prestasinya membuka mata kita terhadap kekayaan warisan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan.

Kopi Gayo telah memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi masyarakat dan negara. Sehingga para petani kopi perlu didukung dan diberdayakan agar tidak hanya meningkatkan jumlah produksi kopi melainkan kualitas rasanya. Bahkan dari segi peningkatan pariwisata lokai kebun kopi juga menarik wisatawan untuk datang berkunjung apabila diberdayakan dengan benar.

Sebagai mahasiswa, kita memiliki peran penting dalam menjaga keistimewaan Kopi Gayo. Melalui pemahaman lebih dalam tentang budaya, dukungan terhadap petani lokal, dan partisipasi dalam program terkait, kita bisa menjadi pengelola kepentingan yang berkontribusi pada kelestarian Kopi Gayo.

Jadi, selain menikmati kelezatannya, mari kita kenali juga nilai-nilai budaya dan dampak positifnya terhadap masyarakat dan negara kita. Kopi Gayo bukan sekadar minuman, melainkan simbol persaudaraan dan persatuan kita sebagai bangsa Indonesia.[]

Baca juga: