SUBULUSSALAM – Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) merupakan sebuah wadah tentang pengembangan Al Qur’an yang bukan hanya melaksanakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), tetapi lembaga ini kedepannya diharapkan mampu merekomendasikan menyekolahkan dan memasukkan perguruan tinggi
Seperti melalui beasiswa kerjasama, seperti masuk ke Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an (STIQ) bagi juara-juara MTQ, dan mendorong Pondok Pesantren, sekolah dan madrasah serta Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) untuk mengasah para siswa, santri dan guru-guru yang memiliki skill di masing-masing cabang lomba untuk lebih giat belajar, termasuk mendorong membuka private atau les keahlian di masing-masing cabang lomba di MTQ.
Munculnya berita terkait LPTQ Kecamatan diobok-obok direspon balik oleh beberapa pemain dan mantan peserta MTQ yang menganggap peremajaan kepengurusan LPTQ merupakan hal baik dalam organisasi sebagai upaya peningkatan kualitas LPTQ dalam mengembangkan Tilawatil Qur’an di Kota Subulussalam.
“Tidak ada yang diobok-obok, peremajaan itu baik dalam organisasi,” kata Zaki Zulkarnain, M.Pd yang merupakan pemain senior MTQ tingkat provinsi Aceh, dalam siaran persnya diterima portalsatu.com, Minggu, 4 Agustus 2024.
Zaki juga menyampaikan bahwa surat yang dilayangkan oleh Ketua umum LPTQ Kota Subulussalam terhadap Camat terkait Peremajaan atau Revisi SK itu lumrah, karena sebahagian Pengurus LPTQ Kecamatan sudah ditarik di pengurus LPTQ Kota Subulussalam, sebagian sudah mengundurkan diri karena dengan kesibukan, sebagian sudah pindah daerah, maka wajar diremajakan.
“Dia juga menyinggung bahwa ada beberapa orang yang sudah lama menjadi pengurus LPTQ yang menurutnya sudah wajar digantikan dan memberikan kesempatan itu bagi para penerus,” ucap Zaki.
Hal senada juga disampaikan Ust. Ahmad Wahyu, S.I.Kom yang merupakan salah satu peserta MTQ Kota Subulussalam tahun lalu
Wahyu menyampaikan bahwa tidak ada yang dikudeta dan menegaskan bahwa LPTQ merupakan milik ummat.
“Tidak ada yang dikudeta, LPTQ itu milik kita semua, peremajaan atau revisi itu wajar sebuah lembaga dan wajar saja kalau Camat mengevaluasi karena yang berjalan sebagian daerah hanya ketua LPTQ main tunggal, tanpa melibatkan struktur kepengurusan dan bisa jadi selama ini tidak ada laporan dan koordinasi dengan Camat,” tegas Wahyu
Ia berharap berharap kepada teman-teman yang selama ini menjadi pengurus LPTQ Kecamatan yang menurutnya SK mereka hanya perpanjangan untuk memberikan kesempatan kepada teman-teman yang lain dan ingin berkiprah serta mengabdi di LPTQ.
“Biarlah teman-teman kita yang lain untuk berkiprah dan mengabdi di LPTQ, ini kan sifatnya hobby bagi mereka yang cinta terhadap Al-Qur’an, apalagi di LPTQ ini kan mana ada honor, ngapainlah ditahan-tahan.
kami yakin di kepengurusan baru akan lebih berkembang,” tutur Ustadz Wahyu.
Ketua LPTQ Kecamatan Sultan Daulat Suandi Padang, S.Kom membantah adanya kudeta tersebut, dia sendiri yang periode lalu juga masih jabat Ketua LPTQ Kecamatan Sultan Daulat sampai saat ini tidak dikudeta, Suandi menyebutkan bahwa dia hanya menerima surat peremajaan dan kepengurusan mereka langsung diremajakan
“Tidak ada yang dikudeta, saya sampai saat ini tetap menjadi Ketua LPTQ kecamatan, kita cuma meremajakan pengurus selama ini bendahara menjadi sekretaris dan begitu juga yang lain ganti posisi itu lumrah dan biasa yang paling penting komunikasi dengan pengurus LPTQ Kota Subulussalam dan Camat harus selalu kita bina agar kooordinasi, harmoniasi dan sinkronisasi semakin mantap, mari kita sambut MTQ dengan penuh gembira ria dan bersemarak, kami mendukung penuh surat Ketua Umum LPTQ Kota Subulussalam tentang peremajaan pengurus sehingga ada dasar kami untuk revisi SK baru,” pungkas Suandi Padang.[]