Selasa, September 17, 2024

Sambut Maulid Nabi, Jufri...

ACEH UTARA - Menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1446 Hijriah atau...

Panitia Arung Jeram PON...

KUTACANE - Panitia Pertandingan Cabang Olahraga Arung Jeram PON XXI Aceh-Sumut melarang belasan...

Salahkah Jika Tak Mampu...

Oleh: Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Ph.D., Dosen Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe Perbincangan seputar kompetensi...

Pengunjung Padati Venue Arung...

KUTACANE - Ribuan pengunjung dari berbagai daerah mendatangi arena arung jeram Pekan Olahraga...
Beranda‘Calon Gubernur Aceh...

‘Calon Gubernur Aceh Sangat Hati-Hati Melihat Situasi…’

LHOKSEUMAWE – Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh Anismar, M.Si., menilai para tokoh yang sudah menyatakan akan maju sebagai bakal calon (balon) Gubernur Aceh sangat hati-hati dalam membangun komunikasi dan membaca situasi politik ke depan.

“Beberapa tokoh yang sudah menyatakan akan maju sebagai balon gubernur sedang melihat situasi dan tampak hati-hati sekali dalam melangkah. Ini mungkin karena situasi politik Aceh hari ini belum begitu stabil, kemudian pemilih di Aceh dulunya cendrung lebih banyak yang irasional daripada rasional,” kata Aniswar kepada portalsatu.com di Lhokseumawe, Jumat, 3 Juni 2016, sore.

Anismar menyebut para balon Gubernur Aceh melihat realitas tersebut, sehingga dengan penuh kehatian-hatian membuat langkah mereka sedikit seret, termasuk dalam memilih balon Wakil Gubernur. Sebab, kata dia, para balon Gubenur terus membaca situasi Aceh secara keseluruhan untuk beberapa bulan ke depan.

Saya melihat semua (balon Gubernur), tanpa kecuali, termasuk dari PA (Partai Aceh) cendrung lebih hat-hati. Dulu Mualem (Muzakir Manaf, balon Gubernur dari PA) pernah sampaikan bahwa dalam waktu dekat atau sampai April akan diumumkan calon wakilnya, tapi sudah lewat bulan lima (Mei) baru diumumkan,” kata Anismar.

“Itu sebagai tanda bahwa dia (Mualem) lebih hati-hati melihat respek masyarakat, mungkin melihat fenomena politik hari ini dan juga peluang ke depan. Walaupun sebelumnya kita sudah bisa meraba-raba, sudah bisa merasakan, calon wakil dia itu atau pasangan Mualem pasti TA Khalid,” ujar magister komunikasi lulusan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini.

Menurut Anismar, kehati-hatian itu juga ditunjukkan elite dari beberapa partai politik nasional di Aceh yang sampai hari ini belum memutuskan sikap dalam mengusung balon Gubernur/Wakil Gubernur.

Anismar berharap para balon Gubernur membangun komunikasi yang persuasif dan terbuka kepada masyarakat. Selain itu, tidak saling menjatuhkan, dan tak mengutamakan kepentingan kelompok. “Yang harus diutamakan kepentingan Aceh, kesejahteraan rakyat. Apalagi, kondisi Aceh hari ini sangat tertinggal dari segi kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah,” kata Kepala Pusat Studi Sosial, Politik dan Ekonomi Unimal ini.

Untuk mewujudkan pilkada damai, Anismar menambahkan, penting pula bagi para balon Gubernur mulai saat ini menanamkan komitmen harus ikhlas menerima kekalahan. “Sebelum bertarung harus sama-sama siap kalah, tapi harus betul-betul siap, jangan cuma retorikanya saja. Dan harus ditanamkan nawaitu untuk menyejahterakan rakyat, bukan menyejahterakan kelompok sendiri,” ujarnya.

“Intinya, siapa pun yang terpilih nanti, semua elemen masyarakat harus dilibatkan, jangan hanya kelompok tertentu saja. Jadi, harapan publik, apa yang dijanjikan sampai saat pilkada nanti, mereka kemudian betul-betul merealisasikan itu, jangan seperti yang sudah-sudah,” kata Anismar.[] (idg)

Baca juga: