BerandaBerita LhokseumaweDi TPA Alue Lim: Semua Alat Berat Rusak Hingga Jalan Berlumpur

Di TPA Alue Lim: Semua Alat Berat Rusak Hingga Jalan Berlumpur

Populer

LHOKSEUMAWE – Semua alat berat yang ada di Kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alue Lim, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe, dalam kondisi rusak. Sementara sebagian jalan dalam Kompleks TPA itu tampak berlumpur sehingga menghambat operasional dump truck pengangkut sampah.

Pantauan portalsatu.com, Senin, 25 Juli 2022, sekitar pukul 10.50 WIB, sampah menumpuk di beberapa titik, termasuk di tepi jalan dalam Kompleks TPA tersebut. Sejumlah truk menurunkan sampah di pinggir jalan lingkungan TPA lantaran tidak dapat melintasi jalan berlumpur.

Tumpukan sampah yang baru saja ditumpahkan dari truk tersebut terlihat dikerumuni oleh para pemulung barang bekas. Selain itu, banyak sapi milik warga setempat juga mencari makanan di antara tumpukan sampah.

“Sebagian jalan berlumpur sehingga truk tidak bisa mengangkut sampah ke area yang masih kosong di dekat kolam. Setiap musim hujan, kondisi (sebagian) jalan di lingkungan TPA ini selalu berlumpur,” kata salah seorang petugas kebersihan di TPA Alue Lim.

[Kondisi jalan berlumpur di Kompleks TPA Alue Lim. Foto: portalsatu.com/Ist]

Petugas itu berharap Pemko Lhokseumawe melakukan pengerasan badan jalan dalam Kompleks TPA. “Panjang jalan dari pintu masuk TPA sampai ke lokasi kolam sekitar 550 meter, dan lebar 8 meter. Jalan ini pernah dilakukan pengerasan sekitar tahun 2005 silam, kondisi sekarang perlu pengerasan kembali supaya tidak lagi berlumpur setelah hujan,” ujar petugas tersebut.

Petugas tersebut juga berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lhokseumawe menyewa satu alat berat buldoser untuk meratakan tumpukan sampah agar tidak menggunung. Sedangkan dua buldoser milik DLH di TPA itu dalam kondisi rusak. “Alat berat D3 dan D5 sudah lama rusak,” ucapnya.

“Perlu juga disewa satu alat berat beko untuk mengeruk pinggir jalan agar air hujan tidak menggenangi badan jalan seperti sekarang,” tambah petugas itu.

Selain dua buldoser, di TPA itu tampak tiga alat berat backhoe alias beko, tapi semuanya dalam kondisi rusak. “Satu beko loader sedang diperbaiki kembali sejak beberapa hari lalu. Satu beko ekskavator tidak difungsikan sejak lebih dua tahun lalu karena rusak berat, dan satu beko lagi (yang ukurannya kecil) memang kondisinya telah hancur,” kata petugas tersebut sambil menunjuk alat berat dimaksud.

Petugas itu menyebut luas TPA Alue Lim mencapai 14 hektare (Ha). “Masih bisa menampung sampah sekitar 8 Ha lagi,” ucapnya.

Kepala DLH Lhokseumawe, Syuib, menjawab portalsatu.com mengatakan beko loader sudah pernah diperbaiki pada Mei-Juni lalu menggunakan belanja perawatan alat berat Rp169 juta. Syuib menunjukkan lebih 20 foto dokumentasi pekerjaan perbaikan beko tersebut.

“Sekarang sedang diperbaiki lagi kerusakan pada cabang empat dan king pen. Itu di luar pekerjaan pada Juni lalu. Setelah diperbaiki beko loader itu akan kita gunakan untuk pekerjaan normalisasi parit-parit di kawasan kota,” ujar Syuib, Senin (25/7).

[Alat berat beko ekskavator (kiri) dalam kondisi rusak dan beko loader yang sedang diperbaiki di Kompleks TPA Alue Lim, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe. Foto direkam pada Senin, 25 Juli 2022. Foto: portalsatu.com]

Syuib menyebut beberapa alat berat lainnya baik beko maupun buldoser yang ada di TPA tidak akan diperbaiki lagi lantaran sudah bertahun-tahun dalam kondisi rusak berat. “Butuh dana besar karena bahan-bahannya sangat mahal, lebih efektif dan efisien jika dibeli alat berat yang baru jika Pemko Lhokseumawe sudah punya kemampuan anggaran,” tuturnya.

Menurut dia, solusi alternatif dilakukan selama ini untuk mengatasi tumpukan sampah yang menggunung di TPA, pihaknya menyewa satu buldoser. “Itu penanganan alternatif, walaupun sumber anggarannya belum ada. Karena jika tidak kita sewa alat berat maka tumpukan sampah akan terus menggunung,” ujar Syuib.

“Biaya sewa buldoser per hari Rp2,5 juta, itu belum termasuk untuk upah operator, BBM, dan uang makan operator,” tambah dia.

Soal sebagian jalan berlumpur setelah hujan, Syuib menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk peningkatan dan pengerasan jalan dalam Kompleks TPA.

“Kita sampaikan usulan ini di Perubahan APBK 2022. Kita yakin Bapak (Pj.) Wali Kota juga mendukung, karena beliau memberikan perhatian serius terhadap penanganan sampah, termasuk infrastruktur di TPA,” kata Syuib.

Syuib menyebut Kota Lhokseumawe rata-rata menghasilkan 7,5 sampai 80 ton sampah per hari. Khusus pada bulan puasa dan lebaran lalu sebanyak 90 ton per hari. “Paling banyak dari Kecamatan Banda Sakti mencapai 65 persen,” ucapnya.

Kepala DLH mengimbau masyarakat Lhokseumawe tidak membuang sampah pada siang hari. “Kita sudah keluarkan edaran beberapa bulan lalu, waktu buang sampah yang efektif itu antara jam tujuh malam sampai jam tujuh pagi. Karena pengangkutan sampah reguler itu dari jam delapan pagi sampai jam sebelas,” tutur Syuib.

“Jadi, jika masyarakat masih buang sampah pada waktu siang, terkesan sampah itu menumpuk (di kawasan pusat kota). Maka kita harapkan masyarakat membuang sampah pada malam hari. Mohon perhatian dan kerja sama yang baik dari semua lapisan masyarakat untuk menjaga keindahan kota kita,” ujarnya.

[Kondisi di Kompleks TPA Alue Lim, Senin, 25 Juli 2022. Foto: portalsatu.com]

[](red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya