YERUSALEM – Menyusul penembakan yang menewaskan dua polisi Israel di Yerusalem, pemerintah pendudukan Israel menutup akses ke Masjid Al Aqsa. Penutupan itu berdampak tidak dapat dilakukannya pelaksanaan salat Jumat di Masjid Al Aqsa untuk pertama kalinya sejak 1969.
“Kami bersikeras untuk mencapai masjid Al Aqsa dan melakukan salat di sana. Tetapi pasukan pendudukan yang mencegah kami untuk sembahyang, menandai sebuah serangan terhadap hak kami untuk beribadah di masjid umat Muslim yang murni ini, ” kata Mufti Besar Yerusalem Sheikh Muhammad Hussein sebagaimana dilansir Guardian, Sabtu (15/7/2017).
Karena tidak dapat memasuki Masjid Al Aqsa, warga Muslim Yerusalem pun terpaksa melaksanakan salat Jumat di jalan-jalan di luar masjid. Foto-foto yang beredar memperlihatkan ratusan jamaah tetap beribadah di tengah teriknya matahari di Al Quds, nama lain bagi Yerusalem.
Warga Muslim Yerusalem melaksanakan salat Jumat di jalanan. Foto: Anadolu
Tiga pria bersenjata melakukan penyerangan terhadap pasukan pendudukan Israel di Masjid Al Aqsa. Ketiga pelaku tewas dalam serangan tersebut, sementara dua polisi Israel yang mengalami luka-luka tewas beberapa jam kemudian.
Setelah penembakan tersebut, Menteri Keamanan Publik Israel, Gilad Erdan menyatakan akan mengkaji ulang keamanan di Masjid Al Aqsa dan wilayah sekitarnya.[]Sumber:okezone