LHOKSEUMAWE (Teluk Samawi) merupakan salah satu wilayah yang paling sedikit tempat pariwisata. Karenanya, Wali Kota dan DPRK Lhokseumawe perlu membenahi bidang ini. Salah satu tempat yang paling patut dibangun untuk pariwisata islami adalah Paya Cot Trieng, Mukim Paloh Timu, Kecamatan Muara Satu, sebagai pariwisata perang.
Walaupun sekarang bak ijaloh dan raboe di sana telah banyak yang dicah dijadikan sawah, akan tetapi itu salah satu tempat paling bersejarah dalam gerakan GAM dari 1976 sampai 2005.
Paya Cot Trieng dikenal ke seluruh dunia, di kala hampir seluruh kekuatan militer RI yang dikirim ke Aceh di masa itu dikerahkan untuk membombardir paya itu, dalam rangka mengepung anggota GAM. Dan di suatu ketika di sana, salah satu telenta terbaik GAM, Bang Leman Tgk Mualem Panyang meninggal dunia.
Kita perlu membiarkan sebagian besar bak ijaloh itu tetap menjadi paya ijaloh. Setelah jalan lingkar dibangun, perlu dilengkapi dengan balai khas Aceh, beberapa balai dengan jarak tertentu. Di pinggir paya itu, di beberapa tempat saja, boleh dibikin kolam ikan, kanal, perahu kayuh, dan lainnya.
Di sana dapat dibangun pula gedung pusat wisata perang. Di sana ada pustaka kecil, galeri, diputar film dokumenter perang, dan sebagainya. Kalau ini dibangun dan jalan menuju ke sana juga dibuat sepadan, maka penduduk sekitar atau Aceh secara umum, penduduk Indonesia, bahkan penduduk luar negeri akan mengunjunginya.
Siapkan booklet tentang sejarah perang dan semacamnya, dan latihlah beberapa orang penduduk setempat sebagai pemandu.
Datanglah ke Teluk Samawi (Lhokseumawe). Kalau ke sana, singgahlah di Paya Cot Trieng. Di sana juga ada Makam Teungku Chik di Paloh. Kalau ingin melihat meunasah dan kulamnya juga ada di Paloh Dayah.[]
Paya Cot Trieng, Paloh Timu, Lhokseumawe, Mei 2017. Narasi: Thayeb Loh Angen. Foto: Lodins LA