Taufik Sentana
Ikatan Dai Indonesia, Aceh Barat.
Puasa merupakan ikatan ruhiyah seorang hamba dengan Tuhannya. Itulah sebab mengapa puasa disebut milik Allah, sehingga ganjarannya disesuaikan sendiri oleh Allah.
Untuk itu, hakikatnya puasa merupakan “hiburan” itu sendiri. Suatu perkara yang dapat merefresh batin dan seluruh unsur pribadi seseorang. Pada tahap ini, puasa telah cukup baginya untuk mendatangkan kesenagan, kegembiraan dan pelepas lelah terhadap perkara dunia (dengan harapan akan akhirat)
Namun dalam konteks keseharian kita dan karena bervariasinya tingkat cita rasa kita dalam memaknai puasa dan bulan Ramadan, maka masih banyak kaum muslim yang berpuasa dan terjebak dalam kerangka hiburan yang dapat mengurangi dan bahkan membatalkan puasa. Bahkan itu berawal dari awal sahur (yang seharusnya diisi dengan munajat dan sejenisnya) hingga jelang berbuka dengan ragam tayangan televisi atau hiburan ala medsos lainnya.
Padahal hiburan sejati bagi seorang yang berpuasa adalah dengan terus bertaqarrub kepada Allah dengan ragam bentuk amal salih, walau hanya bersedekah dengan sebutir kurma.
Yaitu dengan tetap memelihara ibadah batin dan zahirnya. Baik dengan zikir, shalat, baca Quran dan mempelajarinya, serta memperdalam kajian keislaman dan sejenisnya. Adalah sangat dianjurkan agar setiap waktu yang dilalui oleh orang yang berpuasa diisi dengan lafaz zikrullah dan memohon ampun, baik dalam keadaan duduk, berdiri atau berbaring. Dan alangkah sempurna waktu bila terus terisi pula denga memperbanyak tilawah quran dan beberapa amal sosial yang bernilai tinggi seperti mengajar dan bersedekah.
Itulah sekelumit tentang bagaimana seorang yang berpuasa dapat menghibur dirinya dengan hiburan yang menjaminnya memperoleh timbangan terbaik di Mizan Allah kelak.[]