PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) atau yang saat ini dikenal dengan Indonesia Financial Group (IFG) berkomitmen untuk memperkuat visinya menjadi salah satu grup keuangan non-perbankan terbesar di Asia Tenggara yang sehat, terpercaya, dan dikelola dengan tingkat prudensi tinggi. Dalam perayaan HUT IFG ke-49, Wakil Menteri BUMN II Kementerian BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan harapannya kepada IFG.
“Semoga di usia ke-49 ini, IFG bersama dengan anggota holding terus bersemangat berkolaborasi dalam menghadapi tantangan di industri keuangan non-bank Indonesia. saya yakin IFG sebagai holding akan berkembang semakin kompeten dan profesional sehingga mampu memajukan industri keuangan non-bank secara sehat,” kata Kartika.
Sejak ditetapkan sebagai holding asuransi, penjaminan, dan pasar modal di tahun 2020 lalu, IFG telah menjalankan program penugasan dari pemerintah, termasuk diantaranya melakukan transfer polis Jiwasraya. Terkait hal ini, dibentuk IFG Life untuk menjalankan migrasi sebagian besar restrukturisasi portofolio Jiwasraya, termasuk asset & liabilities. Hingga saat ini, proses migrasi masih terus berjalan lancar dan telah mencapai 67,84 %.
Terkait dengan hal tersebut, Komisaris Utama IFG, Fauzi Ichsan menyampaikan, “49 tahun lalu, BPUI didirikan pada tahun 1973 di tengah krisis ekonomi global akibat krisis energi. Kemudian di tahun 2020, brand IFG pun dilahirkan juga di tengah krisis pandemi COVID-19. Dapat dikatakan IFG dilahirkan untuk turut membantu penyelesaian krisis melalui transformasi struktural di sektor asuransi dan penjaminan, termasuk isu pelik seperti Jiwasraya.”
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama IFG, Robertus Billitea menyampaikan, “Kami akan terus berupaya melaksanakan tanggung jawab utama sebagai holding asuransi penjaminan dan pasar modal yang berlandaskan pada core values perusahaan yaitu AKHLAK: amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.”
Dari sisi penjaminan kepada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), IFG melalui anak usahanya mendapatkan penugasan dari pemerintah menjadi Penjamin Program PEN untuk pemberian penjaminan kredit modal kerja (KMK) UMKM.
Dalam periode 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021, KMK PEN PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mencapai Rp13,1 triliun, sementara PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) mencatatkan Rp17,6 triliun.
Terlebih lagi, dalam rangka menciptakan sinergi yang kuat antara IFG dengan anggota holding, IFG berhasil membakukan 15 pedoman strategis yang siap diimplementasikan kepada seluruh anggota holding yaitu PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Bahana Kapital Investa, dan PT Grahaniaga Tatautama.
Di tengah berbagai pencapaian IFG pada usianya yang ke-49, IFG telah melakukan inisiatif untuk memastikan bisnis di dalam ekosistem anak usahanya tidak hanya menguntungkan tetapi juga sehat, kompetitif, dan berkelanjutan.
IFG memiliki aspirasi dalam beberapa tahun ke depan yaitu menjadi salah satu lembaga keuangan non- perbankan terbesar di ASEAN dengan nilai valuasi Rp120 triliun pada tahun 2024, menjadi pemimpin di industri asuransi non-jiwa dan penjaminan, serta manajemen aset.
“Kami berharap IFG dapat terus menjawab tantangan industri asuransi dan meningkatkan perekonomian Indonesia melalui visi dan misi yang telah ditetapkan perusahaan,” pungkas Robertus.[]