BANDA ACEH – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Banda Aceh menilai Toyota Land Cruiser Prado senilai Rp1,6 miliar lebih untuk mobil dinas wali kota terlalu mewah dan tidak sesuai dengan topografi Ibu Kota Provinsi Aceh ini.
Baca: Prado Rp1,6 Miliar Lebih Untuk Mobil Dinas Wali Kota Banda Aceh
Ketua HMI Cabang Banda Aceh, Ambia Dianda kepada portalsatu.com, Sabtu, 15 Juli 2017, mengatakan, seharusnya mobil dinas Wali Kota Banda Aceh tidak terlalu mewah, sehingga sebagian anggaran untuk pengadaan kendaraan itu dapat digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting. Misalnya, menangani permasalahan air bersih.
“Seharusnya Pemerintah Kota Banda Aceh lebih memfokuskan ke sana (permasalahan PDAM) daripada membuang-buang anggaran untuk membeli mobil yang tidak sesuai kebutuhan,” kata Ambia.
“Anggaran untuk membeli mobil dinas yang mencapai Rp1,6 miliar itu bisa disesuaikan dan diarahkan ke PDAM agar lebih bagus ke depan, dan hal-hal seperti pendidikan juga,” ujar dia lagi.
Lihat juga: Ini Pertimbangan DPRK Setuju Dana Mobil Dinas Wali Kota Rp1,6 Miliar Lebih
Selain anggaran yang dikeluarkan terlalu besar, kata Ambia, mobil dinas wali kota jenis Prado juga tidak sesuai dengan topografi Kota Banda Aceh. “Jadi, kalau wali kota ingin membeli mobil dinas itu bisa disesuaikan dengan kebutuhan, seperti membeli mobil sedan atau sejenis Innova lah, yang sesuai dengan kebutuhan dan topografi Kota Banda Aceh,” kata Ketua HMI Cabang Banda Aceh.
“Kondisi topografi di Kota Banda Aceh itu kan cenderung datar dan mobil Toyota Land Cruiser Prado itu memang disiapkan untuk daerah-daerah pegunungan. Jadi, secara kebutuhan Kota Banda Aceh untuk mobil dinas bukan seperti mobil Prado itu,” jelasnya lagi.
Ambia berharap wali kota mempertimbangkan kembali tentang mobil dinasnya dan kondisi yang dihadapi Kota Banda Aceh saat ini maupun ke depan.
“Kinerja wali kota ke depan dengan fasilitas yang sudah diberikan dari negara itu harus lebih aktif lagi. Jadi, jangan sekadar show off saja,” kata Ambia.[]