BerandaBerita LhokseumaweKadis DLH: Sampah di Lhokseumawe 108 Ribu Kg Per Hari, Butuh Depo...

Kadis DLH: Sampah di Lhokseumawe 108 Ribu Kg Per Hari, Butuh Depo untuk Pengolahan

Populer

LHOKSEUMAWE – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Lhokseumawe mencatat produksi sampah di daerah ini mencapai 108.089 kg atau lebih 100 ton per hari. Jumlah sampah sebanyak itu dari tempat usaha dan rumah tangga di empat kecamatan.

“Ini lebih kepada sampah organik, cuma di sini belum ada pemilahan,” kata Kepala DLH Lhokseumawe, Syuib, kepada portalsatu.com, Kamis, 22 September 2022.

Syuib menjelaskan idealnya sampah dibagi tiga kategori, yaitu reuse (menggunakan kembali sampah-sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lainnya), reduce (mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah), dan recycle (mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau barang yang dapat bermanfaat).

Menurut Syuib, selama ini DLH hanya melakukan pengelolaan sampah yang diangkut petugas di lapangan untuk diantar ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Artinya, kita melakukan pengangkutan dari produsen sampah ke TPA. Idealnya sampah itu dilakukan pengelolaan dari produsen ada depo sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum menuju TPA untuk pengolahan kembali sebagaimana dimaksudkan dari reuse, reduce, recycle itu,” ujarnya.

Syuib menyebut berdasarkan perhitungan Jakstrada yang ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota Lhokseumawe Nomor 48 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Kota Lhokseumawe dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, per orang di Lhokseumawe menghasilkan sampah sebanyak 0,5 kg per hari.

Jumlah sampah yang dihasilkan per kecamatan, yakni Kecamatan Blang Mangat sebanyak 15.247 kg/hari, Muara Dua 30.140 kg/hari, Muara Satu 19.997 kg/hari, dan Banda Sakti mencapai 42.705 kg/hari. Sehingga Kota Lhokseumawe menghasilkan sampah rata-rata sebanyak 108.089 kg/hari. Namun, sejauh ini belum ada depo untuk melakukan pengolahan sampah tersebut.

“Idealnya memang harus memiliki depo, karena akan bisa diolah sampah organik bernilai ekonomis. Maka ke depan kita akan mencoba melakukan pendekatan dengan PTPL atau perusahaan yang menjadi hubungan koordinasi dari Pemko. Tetapi kalau memang belum ada kesiapan pihak PTPL, kita juga terus berusaha mencari jaringan yang lebih luas lagi,” ujar Syuib.[]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya