BerandaInspirasiTeknoKeamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring

Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring

Populer

TAKENGON – Rangkaian Webinar Literasi Digital di Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh kembali bergulir. Pada Senin, 9 Agustus 2021 pukul 09.00 hingga 12.00, telah dilangsungkan webinar bertajuk “Keamanan Berinternet: Mencegah Penipuan di Ranah Daring”.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. “Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik,” katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen mahasiswa, guru, dan siswa, dihadiri oleh sekitar 702 peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Cecep Nurul Alam, S.T., M.T, Bidang Ahli ICT Kopertais II Jawa Barat dan Kepala Divisi e-Learning; Rizki Hesananda, S.Kom, M.Kom, Lecture dan Programmer; Dr. Ismet, M.A, Dosen IAIN TAKENGON; dan Walid, M.Ag, Kepala Sekolah MAN 3 Aceh Tengah. Fazliani Maulida sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Pada sesi pertama, Cecep Nurul Alam, S.T., M.T menyampaikan penyedia jasa internet adalah perusahaan atau badan yang menyediakan jasa sambungan internet dan jasa lainnya yang berhubungan. kebanyakan perusahaan telepon merupakan penyedia jasa internet. Mereka menyediakan jasa seperti hubungan ke internet, pendaftaran nama domain, dan hosting, tips memilih penyedia jasa internet: kecepatan akses dan stabilitas.

Giliran pembicara kedua, Rizki Hesananda, S.Kom, M.Kom mengatakan dunia digital kini telah menjadi dunia nyata kedua kita. Bahkan dunia digital sering menjadi yang pertama dibanding dunia nyata. Menjadi dasar pertimbangan kita dalam mengambil keputusan di dunia nyata. Perubahan besar dan mendadak karena pandemi covid-19, mempercepat dan memaksa kita ikut serta ke dalam dunia digital. cara kita menghindari penipuan online adalah dengan cara cek platform yang digunakan, misal marketplace, website, atau sosial media dan jangan langsung transfer atau membeli.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Dr. Ismet, M.A, menjelaskan teknologi digital adalah salah satu jantung dari kehidupan ekonomi dan sosial kita. internet telah menjadi infrastruktur komunikasi lokal dan internasional untuk kegiatan ekonomi dan politik. Digital ethics: kemampuan menyadari mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital ethics berkaitan dengan dampak teknologi digital pada masyarakat dan lingkungan kita.

Pembicara keempat, Walid, M.Ag menuturkan konsep kebudayaan islam adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam. Prinsip budaya Islami: menegakkan dan memotivasi untuk mencari dan mengembangkan Ilmu.

Fazliani Maulida selaku Key Opinion Leader menyampaikan kita sebagai pengguna digital harus memanfaatkan digital sebaik baiknya, karena digital memiliki 2 sisi, seperti hal yang negatif dan positif, jadi kita harus mengontrol atau memfilter diri dan tidak men-share informasi sembarangan.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Seperti Jekolesi yang bertanya bagaimana upaya dan tindakan yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda penerus bangsa untuk menghindari berbagai konten negatif tersebut khususnya di dunia sosial media yang saat ini sedang terjadi apalagi di masa pandemic covid-19 seperti ini? Narasumber Cecep Nurul Alam, S.T., M.T menanggapi cara yang pertama kalau ada berita hoax stop berhenti di kita kedua cek sumbernya dengan cara mencari di google berikutnya cek isinya dulu membaca semuanya dulu untuk mencari fakta atau bukan dan jangan terlalu percaya mitos. berikutnya jangan terlalu mendewakan internet juga, jangan pernah memberi akun dan password, lalu jangan mudah tergiur dengan hadiah atau bonus jangan gampang tegaan atau gampang percaya dengan cerita orang lain dan membedakan akun belajar, akun belanja dan terakhir adalah saling mengingatkan dan jangan sekali kali mentransfer ke nomor rekening sembarangan.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Aceh Tengah. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.[](ril)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya