Kamis, September 19, 2024

Aceh Tambah Medali Perunggu...

KUTACANE - Tim arung jeram Aceh menambah medali perunggu dari nomor lomba Slalom...

Aqil Fadhillah Pimpin Gapensi...

SUBULUSSALAM - Aqil Fadhillah Aradhi dipercayakan memimpin Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional Indonesia (Gapensi)...

Diwarnai Protes Sumut, DKI...

KUTACANE - Kontigen Sumatera Utara melayangkan protes keras terhadap DKI Jakarta terkait adanya...

Polisi Gayo Lues Akan...

BLANGKEJEREN - Akun-akun palsu di media sosial facebook mulai bermunculan di Kabupaten Gayo...
BerandaMengenal PMTOH, Seni...

Mengenal PMTOH, Seni Tutur Aceh Karya Teungku Adnan

PMTOH merupakan suatu genre (jenis) seni tutur Aceh hasil karya Teungku Adnan PMTOH. PMTOH merupakan asli milik kepunyaan masyarakat Aceh, bukan milik hasil kreativitas daerah lain dan bukan pula milik kreativitas masyarakat dunia Eropa atau Amerika.

“Di sini kita perlu menulis surat budaya dengan stempel basah bahwa PMTOH itu merupakan milik tulen kebudayaan Aceh. Ihwal itu berdasarkan persepsi pertimbangan bahwa saat ini PMTOH sudah menembus pasar internasional yang dikembangkan oleh beberapa orang berkebangsaan Eropa dan Amerika,” ujar Hamdani Mulya, Pengamat Sejarah dan Sastra Aceh, saat dihubungi portalsatu.com, Kamis, 20 April 2017.

“Kita khawatir, suatu ketika nanti PMTOH diberi label (merk) dan dianggap kepunyaan keseniaan Eropa dan Amerika. Seperti kasus seudati dan saman Aceh, yang pernah menggema di beberapa negara Eropa dan kini menjadi pelajaran ekstrakurikuler di setiap sekolah yang ada di Jakarta,” ucapnya lagi.

Ia menyebutkan, seudati dan saman sering mendapat gemuruh tepuk tangan penonton saat dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), maupun di balai pertujukan lainnya. Demikian pun, seudati dan saman adalah asli milik masyarakat Aceh yang kini menjadi bagian dari kekayaan budaya nasioanal.

“Sekali lagi kita tegaskan bahwa Pmtoh itu asli kreativitas Tgk. Adnan yang pada mulanya muncul dan dipentaskan dalam bus antar kota-antar provinsi perusahaan PMTOH. Walaupun ada orang yang memplesetkan kata “PMTOH” menjadi “Pohtem”. Pohtem artinya: memukul (poh/peh) dan kaleng (tem) berarti:  panci, wajan, ember, dan aksesoris lainnya. Karena benda-benda inilah yang sering digunakan oleh Tgk. Adnan sebagai dekorasi dalam bermain PMTOH,” kata Hamdani Mulya, yang merupakan anak kandung dari pembaca hikayat Aceh, Teungku Ibrahim PMTOH.

Hamdani menjelaskan, menurut beberapa pengamat dan sumber yang akurat memaparkan bahwa nama PMTOH diambil dari nama bus PMTOH, karena suara klakson bus PMTOH pada awal kemunculan seni tutur ini mirip suara seruling yang ditiup oleh Tgk. Adnan saat bermain PMTOH.

PMTOH merupakan genre (jenis) seni tutur, karena kesenian ini merupakan seni bercerita. Pertujukan ini adakalanya juga disertai dengan naskah, walaupun pemain PMTOH telah menghafal naskah. Ada juga yang tidak menggunakan naskah dan langsung diungkapkannya dengan serta merta dan dilantunkan dengan kalimat-kalimat indah dihiasi sajak dan ritma-ritma yang begitu apik.

Lakon dan tokoh yang diperankan oleh seniman ini begitu komplit. Namun, uniknya Tgk. Adnan hanya bermain PMTOH sendiri dengan berperan menjadi puluhan karakter tokoh dalam cerita. Dengan dibantu oleh seorang asisten yang tugasnya mengambil aksesoris yang dibutuhkan.

“Meski Teungku Adnan PMTOH sudah lama meninggal, warisan itu kini dibacakan oleh ayah saya (Tgk. Ibrahim) dan Agus Nur Amal asal Sabang dan juga alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Bahkan sudah pernah tampil di beberapa stasius televisi swasta di Jakarta. Dalam tampilannya, Agus Nur Amal agak berbeda dengan Tgk. Adnan. Ia mendekorasi lebih modern dan syair-syair naskah PMTOH diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu agar semua orang se-nusantara memahami isi cerita yang dipentaskan,” ungkapnya.

Menurut Hamdani, keunikan lain dari PMTOH, yaitu seorang pemain seni tutur ini harus mampu bermain musik seperti meniup seruling, bermain gendang maupun menabuh rapai, dan harus bisa bernyanyi. “Jika tidak, maka PMTOH akan terasa hambar dan kurang sedap,” ujarnya.

PMTOH bukanlah jenis pementasan yang hanya lebih menonjolkan gerakan, mimik, dan aksesoris. Kata Hamdani, PMTOH disebut dengan seni tutur yang begitu komplit. Mengingat modelnya yang serta merta dan membutuhkan skils (keahlian) khusus.

“Pemain PMTOH harus punya kecepatan menghafal, berpikir secara cermat, memiliki seni tinggi, dan harus memiliki ketajaman indera dan kelebihan lainnya. Jika dibuat ajang pemilihan aktor terbaik dalam kategori seni tutur, maka kemungkinan besar pemain Pmtoh yang akan menjadi juara I dan layak diberikan tropi yang sesuai. Demikianlah PMTOH terkecoh dunia. Membuat penonton terpingkal-pingkal tertawa,” tutup Hamdani. []

Baca juga: