BerandaInspirasiMualaf, Kiper Tim Nasional Putri Swedia: Islam Menghormati Perempuan

Mualaf, Kiper Tim Nasional Putri Swedia: Islam Menghormati Perempuan

Populer

Penjaga Gawang Tim Nasional Putri Swedia Ronja Andersson selama empat tahun mempelajari Islam. “Saya selalu mengatakan suatu hari yang indah aku akan beralih ke agama yang benar, insha ‘Allah,” kata seperti dikutip muslimconvertstories, Ahad 25 April 2021.

Ronja mengaku, dalam usianya itu awalnya ia tidak tahu apa-apa tentang Islam. Ia terlahir dalam keluarga Kristen, tapi tidak mempraktikkannya secara utuh. “Kami seperti halnya keluarga Swedia yang biasa-biasa saja, yang menjalani kehidupan normal, merayakan paskah, Natal, pertengahan musim panas, halloween, dan lain-lain,” katanya.

Selama empat tahun dia mempelajari Islam, muncul minat untuk mendalaminya. Untuk itu, ia mencoba berdiskusi dengan temannya yang beragama Islam, mencari informasi di media sosial. Selama mempelajari Islam, Ronja dekat dengan temannya yang seorang Muslim. Satu kesempatan, Ronja bersama temannya melakukan perjalanan ke negeri kelahirannya, Istanbul, Turki.

“Saya melihat banyak hal baik tentang Islam, termasuk masjid-masjid. Aku mendengar azan. Itu mungkin hal terbaik yang pernah kudengar,” katanya.
Selama tiga pekan di Istanbul, Ronja semakin yakin dengan Islam. “Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang menarik bagi saya. Islam itu sendiri tidak jahat. Ini hanyalah mengenai kedamaian dan kemurnian,” katanya.

Ronja meyakini, perdamaian adalah konsep dasar dalam Islam. Umat Islam terlihat banyak membantu mereka yang membutuhkan, mulai dari orang miskin dan mereka yang mengalami kesulitan.

“Bukankah mereka baik? Saya pikir hanya ada sesuatu yang baik tentang agama ini,” katanya.

Menurutnya, Islam dewasa ini sangat dikucilkan. Banyak orang melihat Islam sebagai agama yang berhubungan dengan konflik di mana hanya ada kekerasan. “Hanya Muslim menyapa satu sama lain dengan ‘Assalamu ‘alaikum’ yang berarti ‘damai sejahtera atas kamu’,” katanya.

Ronja mengatakan, banyak yang datang kepadanya dan mengatakan Islam adalah agama yang menindas perempuan. Pada 2018 adalah tahun ketika ia beralih menganut Islam.

“Hari-hari sebelumnya dan setelah saya melihat ratusan perempuan Swedia beralih menganut Islam. Haruskah mereka yang mengeklaim bahwa Islam adalah agama penindasan kepada perempuan,” ujar dia.

Menurut Ronja, tidak ada agama yang begitu menghormati perempuan lebih dari Islam. “Status ibu luar biasa dalam Islam. Ketaatan dan rasa hormat terhadap ibu seseorang adalah tugas yang sangat penting dalam Islam,” katanya.

Mendengarkan

Selama empat tahun, Ronja mempelajari Islam. Keluarganya pun mengetahui hal tersebut. Keluarga Ronja pun terbuka dengan mempersilakan temannya yang Muslim untuk menjelaskan tentang Islam.

“Tentu saja, setiap orang memiliki pendapat mereka sendiri pada hal-hal tertentu. Dan, ini berlaku untuk Islam. Kita semua memiliki pendapat yang berbeda, dan itu tidak masalah. Tapi, ini tentang menghormati satu sama lain,” katanya.

Ronja mengaku tak ada paksaan dari siapa pun untuk memeluk Islam. Ia membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya dan keluarganya bahwa telah mengalami cuci otak. “Itu sebabnya sangat terkejut. Tidak ada yang memaksa saya untuk menjadi seorang Muslim,” ujar dia.

“Agama ini menjadi agama terbesar pada 2050, seiring dengan semakin banyaknya angka statistik yang muncul,” katanya.

Dirawat Ibu

Ronja menceritakan, selama 14 tahun, ia dibesarkan ibunya. Ayahnya meninggalkannya saat berusia lima tahun. Kepergian sang ayah membuat hidupnya begitu sulit. Namun, dukungan ibunya membuat Ronja bertahan.

“Aku sangat mencintainya, itu ibuku. Tapi, aku sangat menyesal dia telah memberiku pilihan dalam hidup,” katanya.

Pasalnya, kata dia, ibunya pernah memberikan pilihan sulit. Harapan Ronja, ibunda kelak akan memeluk Islam. “Inilah yang membuat banyak orang ragu atas Islam karena mendapat pilihan. Mereka meminta Anda untuk memilih antara agama atau keluarga. Ini adalah pilihan yang sulit,” ujarnya.[]sumber:republika.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita terkait

Berita lainya