Selasa, September 17, 2024

Sambut Maulid Nabi, Jufri...

ACEH UTARA - Menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1446 Hijriah atau...

Panitia Arung Jeram PON...

KUTACANE - Panitia Pertandingan Cabang Olahraga Arung Jeram PON XXI Aceh-Sumut melarang belasan...

Salahkah Jika Tak Mampu...

Oleh: Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Ph.D., Dosen Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe Perbincangan seputar kompetensi...

Pengunjung Padati Venue Arung...

KUTACANE - Ribuan pengunjung dari berbagai daerah mendatangi arena arung jeram Pekan Olahraga...
BerandaNasihat Bagi yang...

Nasihat Bagi yang Mengalami Kebangkrutan Perekonomian

Pemenuhan ekonomi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, itu tidak bisa dipungkiri. Begitu pentingnya nilai ekonomi bahkan sebuah rasa cinta pada pasangan saja bisa terkalahkan oleh kisaran ekonomi.

Perut adalah alasan utama keberlangsungan kehidupan, bagaimana bisa jika perut dalam keadaan kosong akan bisa melakukan banyak aktivitas? Tidak mungkin, sekalipun bisa, dipastikan tak akan kuat dan fokus dalam waktu lama.

Itulah kenapa sekarang banyak yang bekerja dan melakukan sambilan berupa wirausaha/bisnis. Beberapa juga banyak yang fulltime bisnis. Apakah berbisnis akan mampu memenuhi asupan ekonomi? Insya Allah akan memenuhi, selama dilakukan dengan cara yang benar. Rasulullah SAW dan para sahabatnya saja berbisnis, ya kan?

Namun, ada satu momok yang membuat para pebisnis bisa mengalami keputusasaan. Apa momok tersebut? Bangkrut atau kolaps. Tidak sedikit dari pebisnis yang mengalami bangkrut usahanya. Akibatnya tak sedikit juga yang berakhir tragis, tapi banyak juga yang berakhir bahagia. Semua tinggal cara kita mengatasinya.

Ngomong-ngomong soal bangkrut, apa sobat semua pernah mengalami bangkrut? Kolaps?

Nasihat untuk yang mengalami bangkrut atau kolaps, agar berbaik sangka. Mungkin ini untuk membersihkan hati dan harta. Mungkin ini untuk menaikkan derajat. Mungkin ini untuk menggugurkan dosa. Mungkin ini untuk menegur kelalaian kita. Atau kemungkinan lainnya.

“Jadi, tugas kita adalah berbaiksangka dan bersabar. Termasuk, besar harapan. Toh kita sama-sama menyadari, Allah adalah sebaik-baik perencana. Tidak ada rencana-Nya yang sia-sia. Insya Allah semua dalam bingkai kasih dan sayang-Nya.”

Dan terakhir pesan saya, “Sesayang-sayangnya kita sama diri kita dan keluarga kita, ternyata Allah lebih sayang sama diri kita dan keluarga kita. Jauh lebih sayang, sangat penyayang, bahkan maha penyayang. Sekali lagi, tak mungkin Allah bertindak zalim.”

Berbaiksangka dan bersabar, memang ini tidak mudah. Apalagi ketika tagihan dan utang bertumpuk. Namun tidak ada salahnya kita upayakan. Sekiranya teman-teman kita atau keluarga kita tengah jatuh, ajak mereka berbenah. Entah itu dari segi ikhtiar, amal, maupun akhlak. Kemungkinan besar, kita bisa jatuh karena kita mengabaikan satu atau beberapa faktor terpenting. Maka, benahi itu.[] Sumber: atmosferku

Baca juga: