Selasa, September 17, 2024

Mahasiswa PSDKU USK Gayo...

BLANGKEJEREN - Ratusan mahasiswa Program Studi di Luar Kampus Utama Universitas Syiah Kuala...

Tujuh Organisasi Deklarasikan Komite...

BANDA ACEH – Tujuh organisasi mendeklarasikan Komite Keselamatan Jurnalis (KKI) Aceh di Banda...

Sejumlah Akun Palsu Catut...

BANDA ACEH - Sejumlah akun palsu yang mengatasnamakan H.M. Fadhil Rahmi, Lc., M.Ag.,...

Sambut Maulid Nabi, Jufri...

ACEH UTARA - Menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1446 Hijriah atau...
BerandaNewsPakar Ekonomi Unimal:...

Pakar Ekonomi Unimal: Penduduk Miskin Terus Bertambah Dipicu Tidak Siapnya SDM

LHOKSEUMAWE –  Pakar ekonomi Universitas Malikussaleh, Wahyuddin Albra menilai bertambahnya penduduk miskin di Aceh dipicu tidak siapnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melihat peluang Sumber Daya Alam (SDA) dengan potensi sangat besar yang ada di daerahnya sendiri.

Menurut Wahyuddin, ke depan Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota harus lebih fokus untuk pembangunan di gampong dalam upaya menekan angka kemiskinan.  “Perlu adanya program yang lebih menyentuh masyarakat gampong,” katanya saat dihubungi, Selasa, 5 Januari 2016.

Wahyuddin menjelaskan, sebenarnya setiap peningkatan pertumbuhan ekonomi satu persen saja dapat menekan penurunan jumlah pengangguran hampir 500 orang. “Bayangkan jika lebih dari satu persen adanya perubahan tersebut,” ujar dia.

Ia berharap Pemerintah Aceh agar mencari solusi dan menumbuhkembangkan petumbuhan ekonomi baru melalui berbagai sektor.

Apalagi, kata Wahyuddin, Aceh banyak SDA-nya, namun keahlian SDM-nya terbatas. Walaupun Pemerintah Aceh melalui LPSDM telah memberikan beasiswa kepada mahasiswa ribuan dan mereka telah lulus. Namun, kata dia, hasilnya nihil semua.

Sejatinya, menurut dia, mereka yang telah diberikan bantuan mencari ilmu lebih dituntut untuk mandiri serta menghasilkan peluang baru kepada masyarakat Aceh. Namun, kata dia, yang terjadi kemudian sebaliknya, mereka masih menuntut pekerjaan yang maksimal kepada pemerintah. Inilah yang sangat disayangkan, bukannya mengurangi pengangguran malah menambah lagi pendaftar yang ingin berkecimpung dalam pemerintahan, baik di provinsi maupun kabupaten/kota.

“Jika Aceh ingin maju dan menekan angka kemiskinan, pemerintah mampu menarik minat investor untuk menginvestasikan sahamnya di Aceh. Selain itu memberikan kebijakan baru agar proses ekspor-Impor berjalan lancar ke depan,” kata Wahyuddin.[](tyb)

Baca juga: