ISTANBUL – Aparat kepolisian di Istanbul, Turki, menyatroni kantor redaksi surat kabar oposisi Zaman, Jumat, 4 Maret 2016. Hal itu dilakukan setelah pengadilan memutuskan bahwa negara akan mengambil alih media itu.
Polisi melepaskan tembakan gas air mata kepada para pengunjuk rasa yang kerkumpul di sekitar kantor redaksi. Zaman terkait erat dengan gerakan Hizmet yang didirikan ulama berpengaruh yang berbasis di AS, Fethullah Gulen.
Ankara sudah sejak lama menjadi sorotan publik dan media, dan menjadi sasaran kecamanan komunitas internasional terkait buruknya perlakuan terhadap jurnalis.
Pemerintah Turki mengatakan, seperti dilaporkan BBC, Hizmet adalah kelompok “teroris” yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Polisi juga menangkap para pendukung Hizmet.
Gulen pernah menjadi sekutu Erdogan sebelum keduanya bertikai dan berseberangan secara politik.
Jumat kemarin, pengadilan Istanbul memutuskan bahwa Zaman, surat kabar bertiras tinggi, sekarang harus dikelola oleh negara. Tidak ada penjelasan detail lebih lanjut terkait dengan pendudukan kantor redaksi harian itu.
Beberapa saat setelah polisi menggerebek kantor redaksi, ratusan pendukung Zaman berkerumun di luar kantor surat kabar itu untuk memprotes pendudukan itu. Salah satu plakat berbunyi, “Kami akan berjuang untuk kebebasan pers.”
Polisi menembakkan meriam air berlebihan dan gas air mata untuk membubarkan aksi unjuk rasa..
Dalam sebuah cuitannya, jurnalis Zaman, Emre Soncan menulis: “Pemerintah Turki merampas salah satu suara kritis terakhir negeri ini, harian #Zaman.. Akhir dari demokrasi..”
Kolegalnya, Abdullah Ayasun bercuit: “Sepasukan polisi anti huru-hara masuk kantor Zaman. Mereka mengusir saya ke luar.”
Sebelum itu, Zaman menyebut Turki sedang memasuki “salah satu hari-hari gelap dan kelam dalam hal kemerdekaan pers.”[] sumber: kompas.com