SALAH satu zikir dalam Tareqat Naqsyabandi adalah khatam Khawajakan. Dalam tarekat ini zikir Khatam Khawajakan itu merupakan zikir penutup dalam serangkaian zikir. Zikir ini boleh dikerjakan di luar suluk, dengan mengumpulkan beberapa orang minimal 13 orang dengan pimpinan seorang Khalifah. Khatam artinya penutup, sedangkan Khawajakan, berasal dari bahasa Persia, artinya syekh-syekh.
Khatam Khawajakan artinya serangkaian wirid, ayat, selawat, dan doa yang menutup setiap zikir berjamaah. Khatam dianggap sebagai tiang ketiga Naqsyabadiyah. Khatam dibaca pada tempat yang tidak ada orang luar, dan pintu harus tertutup. Tidak seorang pun boleh ikut serta tanpa izin dari syekh. (Sri Mulyati, Tarikat-Tarikat Muktabarah di Indonesia, Jakarta: Prenada Media Group, 2006)
Dalam literatur sejarah awal mula terakat ini di kala Rasulullah dengan Abu bakar dalam Gua Tsur, saat beliau bersembunyi dalam gua tersebut, Abu Bakar merasa takut dan gundah. Banyak keringat Abu Bakar pun sudah mulai berbulir, dan mengalir sehingga ketika sedikit menetesi pipi Rasulullah SAW.
Beliau menjadi terkejut menyadari bahwa sesungguhnya sedang terjadi sesuatu. “Jangan menangis dan jangan takut, ya Abu Bakar, Allah beserta kita,” desis Rasulullah SAW kepada Abu Bakar Shiddiq, karena di luar memang terdengar jelas suara pijakan tapak kaki para pelacak Quraisy.
“Tidak,” jawab Abu Bakar, dengan berdesis pula, “ular sedang menggigit kakiku,”
“Masya Allah,” ujar Rasulullah SAW.
Dan karena bahaya di luar barusan berlalu pula, sepeninggal pasukan pelacak yang menganggap bahwa di Tsur sudah tidak ada lagi Nabi Muhammad SAW, padahal sesungguhnya, peristiwa ular menggigit tapak kaki Abu Bakar ini, dan sergapan orang-orang kafir di mulut Gua Tsur yang menegangkan itu, keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan, hanya ditabiri oleh selaput ‘cinta’.
Namun sangat luar biasa dari para burung dara, laba-laba, dan sang sahabat Abu Bakar as-Shiddiq itu sendiri, yang dengan begitu sempurna tertuju pada Sang Kekasih Allah Ta’ala, dan yang karena itu Allah berkenan mengulurkan Iradat-Nya.[]