Minggu, Oktober 6, 2024

FMDA Mengenang Sosok Ayah...

BANDA ACEH – Forum Multimedia Dayah Aceh (FMDA) yang terdiri dari santri kreatif...

Bumikan Majlis Khatam Alquran...

BANDA ACEH - Majlis Khatam Al-Quran dan Yasin 7 Mubin yang diinisiasi oleh...

Tausiah Subuh Tgk Musannif:...

"Waspadai rasa malas membaca Al-Qur'an, karena jika rasa malas ini terus berlanjut, jangan-jangan...

Tgk H Musannif Bersama...

BANDA ACEH – Di tengah padatnya agenda silaturahmi dan kampanye, pasangan calon Bupati...
Beranda150 Ribu Bayi...

150 Ribu Bayi Suriah Lahir di Turki Sejak Konflik

JENEWA – Wakil Perdana Menteri Turki, Lutfi Elvan, mengatakan  hampir 150.000 bayi Suriah lahir di Turki sejak negara itu dilanda konflik.  Elvan menyebutkan  tingginya beban kemanusiaan yang dihadapi negaranya.

Dalam pidato pembukaan di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di Jenewa, Elvan mengatakan, Turki sudah “mengemban beban paling banyak dalam bencana kemanusiaan” akibat perang saudara selama lebih dari lima tahun di Suriah.

“Jumlah bayi Suriah lahir di Turki mencapai hampir 152,000 orang,” kata Elvan, seperti yang dilansir The Times Of ISrael pada 1 Maret 2016.

Dia juga mengungkapkan bahwa negaranya turut mensponsori lebih 2,7 juta pengungsi Suriah, lebih banyak dibandingkan tetangga lain.

Ankara berulang kali mengecam masyarakat internasional karena tidak kurang peduli terhadap nasib warga Suriah yang melakukan eksodus besar-besaran ke negara tetangga. Separuh dari penduduk negara itu terpaksa melarikan  dari rumah karena perang saudara.

Dalam kesempatan tersebut, Elvan juga mengatakan kepada negara di dunia, termasuk Barat agar bertindak sesuai dengan prinsip kemitraan beban dalam krisis kemanusiaan Suriah.

Elvan juga mengkritik negara-negara Eropa untuk mencoba memecahkan krisis migran terbesar yang dihadapi sejak Perang Dunia II dengan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat.

Geografisnya yang terletak antara Suriah yang dilanda perang dan Irak di sebelah tenggara dan negara-negara anggota Uni Eropa, Turki telah menjadi titik transisi bagi para migran yang ingin melarikan diri dari lingkungan kekerasan di negara-negara Timur Tengah.[]Sumber:tempo.co

Baca juga: