BANDA ACEH – Sebanyak 300 fighter cabang olahraga muaythai bertarung di Gelanggang Olahraga (GOR) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh. para petarung dari 19 kabupaten/kota itu memperbkan tiket kelolosan menuju Pekan Olahraga Aceh (PORA) Pidie Tahun 2022.
Pertarungan Prakualifikasi PORA cabang muaythai itu dibuka Wakil Ketua Umum KONI Aceh Drs. Bahctiar Hasan, MPD, Selasa pagi 29 November 2021 akan berlangsung hingga 5 Desember mendatang.
Bachtiar Hasan dalam sambutannya mengatakannya, saat ini KONI Aceh telah menempatkan cabang muaythai sebagai salah satu andalan Aceh untuk meraih medali emas pada berbagai even olahraga yang akan dihadapi ke depan, baik level regional, nasional dan internasional. “Khususnya saat kita menjadi tuan rumah PON XX tahun 2024 bersama Sumut,” kata Bachtiar.
Pada PON 2024 mendatang, muaythai akan dipertandingkan di Aceh. Karena itu, selaku tuan rumah, Bahctiar mengaktakan, KONI Aceh mengandalkan olahraga beladiri asal Thailand tersebut untuk menjadi salah satu peraih medali emas sebanyak-banyak bagi Kontingen Aceh.
“Sangat besar harapan agar dari ajang Pra-PORA kali ini akan lahir atlet-atlet potensial sehingga nantinya bisa menjadi atlet binaan KONI untuk menghadapi PON 2024,” harapnya.
Ketua panitia pertandingan Agussani para petarung bersaing di 20 nomor putra serta enam nomor putri, kategori senior dan junior. Masing-masing nomor tersedia delapan tiket kelolosan. Sementara tuan rumah Pidie otomotasis lolos, atau wild card. “Ini merupakan Pra-PORA kedua cabang muaythai dari tiga kali Pra-PORA yang telah dilaksanakan di Aceh.,” jelas Agussani.
Sementara itu, Ketua Umum Muythai Aceh, H. Dahlan Jamaluddin, SIP dalam sambutannya meminta agar semangat dan kesuksesan seperti yang telah diraih pada ajang PON XX Papua beberapa waktu lalu, juga harus ditunjukkan pada Pra-PORA kali ini.
Seperti diketahui, pada PON XX tahun 2021 Papua, cabang muythai Aceh berhasil merebut satu medali emas, dan dua medali perak. Ini merupakan kali pertama cabang muaythai dipertandingkan di PON, setelah sebelumnya di-eksibisikan pada PON 2016 Jawa Barat.
Keberhasilan atlet-atlet senior di ajang PON Papua, kata Dahlan, tidak dicapai dengan cara instan. Mereka telah melalui berbagai tahapan, mulai dari Pra-PORA tahun 2017, PORA Aceh Besar tahun 2018, Porwil Bengkulu tahun 2019, dan sukses di PON papua tahun 2021.
Dahlan menekankan, agar ajang Pra-PORA tahun 2021 dapat diikuti dan dilaksanakan dengan menjunjung tinggi sportifitas dan profesionalitas. Karena Pra-PORA ini akan menentukan siapa yang berhak mewakili masing-masing kabupaten/kota untuk bersaing di ajang PORA Pidie tahun depan.
“Penekanan yang sama juga kepada para wasit dan hakim juri untuk dapat memberikan penilaian secara sportif. Ajang ini akan sangat menentukan langkah Muaythai Aceh dalam upaya meningkatkan prestasi di masa-masa yang akan datang,” kata Dahlan.
Pembukaan Pra-PORA Muaythai Tahun 2021 turut dihadiri antaralain; Sekjend PB Muaythai Indonesial Bachri Bachtiar, Anggota DPRA Bardan Sahidi, Wakil Ketua DPRK Banda Aceh Usman, Danrindam Iskandar Muda Kolonel Inf Marzuki, Dirut Bank Aceh Haizir Sulaiman serta beberapa pimpinan cabang olahraga lainnya.[]