Senin, September 9, 2024

Persaudaraan Masyarakat Brunei Darussalam...

BANDA ACEH - Berkenaan dengan berita duka cita, telah berpulang ke Rahmatullah seorang...

Peduli Terhadap Anak Yatim, Abu...

SUBULUSSALAM - Pimpinan Pondok Pesantren Babul Khairi, Desa Batul Napal, Sultan Daulat, Abu...

Masyarakat Gayo-Agara Gelar Kesenian...

KUTACANE - Dalam rangka melestarikan tari Saman hingga ke anak cucuk, masyarakat Gayo-Agara...

Panwaslih Aceh Paparkan Hasil...

LHOKSEUMAWE - Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih/Bawaslu) Provinsi Aceh menggelar sosialisasi hasil pengawasan dan...
BerandaAksi di MK,...

Aksi di MK, Perubahan Sosial, Usia Penggerak, dan Status Sosial

Oleh Joserizal Jurnalis, relawan medis-bedah di daerah perang, konflik dan bencana alam

Tentang demo, agak menarik ajakan demo ini karena dipimpin oleh orang tua.

Undangan Aksi Super Damai Kawal Sidang MK, Jumat 14/6/2019 pukul 09.00 sd selesai, titik kumpul Patung Kuda, depan Indosat, Medan Merdeka, Monas, Jakarta.
Korlap – Ust Abdullah H (Mantan Ketua KPK)

Yang berjuang orang tua (Abdullah Hehamahua, di atas 70 tahun) berhadapan langsung dengan penguasa.

Ada Amin Rais yang juga sudah berusia di atas 70 tahun.

Trump juga sudah lanjut usia (di atas 70 tahun)
Mahathir di atas 90 tahun. 

Menarik Fenomena ini. 

Orang-orang ini sebenarnya sudah mencapai zona nyaman dalam hidupnya dan menikmati masa tuanya bersama keluarga, tapi TURUN GUNUNG lagi. 

Tampaknya ini adalah kesadaran yang timbul bukan reaksioner seperti anak muda tetapi timbul karena pengalaman panjang dalam hidup, wawasan dan intuisi bahwa negaranya dalam keadaan bahaya.

Biasanya dalam perubahan sosial yang jadi pelopor dan pimpinan adalah anak muda. Sebutlah Soekarno, usia 45 tahun jadi presiden RI.

Qaddafi, Saddam Husein, Che, Mao, Hitler dan Stalin berusia di bawah 60 tahun, bahkan Che di bawah 40 tahun. Persamaannya adalah bahwa mereka tidak mencari makan dan kekayaan dari perjuangan. Urusan perut sudah selesai karena idealisme dan kesadaran. 

Saat ini, tampaknya ancaman terhadap sebuah negara lebih kompleks dan halus, penuh tipuan tapi mematikan.

Anak muda agak sulit membacanya apalagi sudah terpukau dengan istilah globalisasi, ini bisnis bung, ini zaman teknologi yang boderless, bukankah tidak ada yang dirugikan dan sama-sama beruntung, tidak mungkin lah pimpinan negara tidak memikirkan bangsanya.

Salah satu contoh bagaimana AS di tangan pemimpin yang relatif masih muda tidak menyadari bahwa TRADE DEFICIT yang sudah berlangsung lama sehingga membuat status quo kenyamanan semu, terpaksa harus disadarkan oleh orang tua (Trump) dengan perlawanan berat rakyatnya sendiri dalam suatu sentakan perang dagang Trump vs RRC.[]

Baca juga: