Oleh Taufik Sentana, Pegiat Pemgembangan SDM
Carpe Diem. Ada yang ingat dan pernah dengar kalimat pendek tersebut? Setahu penulis, itu merupakan bahasa Yunani, tidak disebutkan asal mula munculnya, tapi secara harfiah berarti, “Rebutlah Hari Ini!”
Kalimat di atas sejalan dengan pepatah Arab, yang artinya: “Telur hari ini, lebih baik dari seekor ayam di esok hari”: apa yang kita dapat hari ini berupa telur ayam, yang nilainya kecil, masih lebih baik daripada menunggu esok sambil mengharap akan mendapatkan seekor ayam.
Kalimat Carpe Diem, mengisyaratkan pada kita betapa pentingnya mengoptimalkan rentetan waktu-waktu kita, terutama waktu yang jelas di hadapan kita, saat ini dan (mungkin) hari ini. Sebab, inilah waktu yang betul-betul berada dalam kendali kita, yang masih bisa kita gunakan untuk beragam keperluan dan tujuan-tujuan tinggi atau mulia. Bahkan, walau sekadar mengucapkan terima kasih atau kata maaf pada seseorang yang kita cintai.
Dengan refleksi Carpe Diem ini, kita pun bisa mengembangkan sikap syukur secara kontinu, sambil menghitung (walaupun tak terhitung) semua yang terbaik dan bernilai yang masih bisa kita rasa dan kita lakukan. Idealnya rasa syukur itu mendatangkan sikap bahagia, dan kitapun bersiap melampaui hari ini untuk harapan esok yang (insyaa Allah) lebih baik dan bermakna hingga ke alam abadi kelak.
Maka sepahit apapun hari ini, inilah hari yang benar-benar bisa kita kendalikan dengan makna baru atau sekadar melalui kepahitan tadi.[]