Oleh: Masrul Fajar Aidi Mahasiswa FISIP USK Prodi Ilmu Politik
Utang negara secara umum adalah merujuk pada jumlah uang atau aset tertentu yang dipinjam oleh pemerintah suatu negara dari pihak luar negeri seperti bank investor atau negara lain pemerintah meminjam uang ini untuk membiayai kegiatan atau proyek yang diperlukan seperti pembangunan infrastruktur organisasi sosial atau pengembangan ekonomi utang negara ada dapat diterbitkan dalam bentuk obligasi atau surat berharga lainnya dan dibayar kembali oleh pemerintah dengan bunga dalam jangka waktu tertentu.
Tingkat utang negara yang tinggi dapat menimbulkan risiko finansial dan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut sehingga perlu diatur dan dikelola dengan hati-hati oleh pemerintah, utang negara Indonesia termasuk dalam kategori utang luar negeri yang terdiri dari dua jenis utama yaitu utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Utang jangka pendek biasanya jatuh tempo dalam waktu satu tahun sedangkan utang jangka panjang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mengelola utang negara dengan bijak agar tidak terlalu memberatkan beban keuangan negara dan tidak menimbulkan risiko finansial yang besar.
Pemerintah juga harus mengatur kebijakan dan strategi untuk memperoleh utang negara secara bertanggung jawab dan efisien serta menggunakannya untuk membiayai program dan proyek pemohon bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat.Indonesia merupakan negara yang paling banyak berhutang di Asia Tenggara yaitu Rp 5.940 triliun.
Tentu saja utang tersebut sangat berdampak bagi kestabilan ekonomi negara dan membeban kan kehidupan rakyat Indonesia sendiri, hal ini terjadi karena Indonesia adalah negara yang memiliki konsekuensi belanja produktif yang menekankan pada sektor infrastruktur negara, pendidikan dan kesehatan rakyat.
Oleh karena itu negara tidak terlepas dari adanya kebutuhan pembiayaan APBN dalam menambal defisit, beberapa media menjelaskan meningkatnya utang negara berawal dari pembiayaan defisit APBN konsekuensinya dari belanja. Berikut dampak utang negara terhadap kestabilan ekonomi negara Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi negara.
Beban bunga yang tinggi: Jika utang negara meningkat, maka pemerintah harus membayar bunga yang lebih tinggi untuk meminjam uang tersebut. Hal ini dapat memakan sebagian besar pendapatan negara dan membatasi kemampuan pemerintah untuk melakukan pengeluaran yang diperlukan untuk pembangunan dan pengembangan ekonomi.
Rasio utang terhadap PDB yang tinggi: Rasio utang terhadap PDB adalah rasio yang mengukur ukuran utang suatu negara terhadap ukuran ekonomi negara tersebut. Jika rasio ini meningkat, maka ini dapat menunjukkan bahwa negara tersebut semakin tergantung pada utang dan semakin tidak stabil secara finansial.
Risiko default: Jika pemerintah tidak dapat membayar utangnya, maka ini dapat mengakibatkan risiko default. Risiko default dapat mempengaruhi rating kredit suatu negara dan dapat membuat investor enggan untuk berinvestasi di negara tersebut, sehingga memperburuk kestabilan ekonomi negara.
Meningkatkan inflasi: Jika pemerintah mencetak uang untuk membayar utang, maka ini dapat meningkatkan pasokan uang di pasar dan mengakibatkan inflasi. Inflasi dapat mengurangi daya beli rakyat dan meningkatkan biaya hidup.
Menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang: Jika utang digunakan untuk membiayai pengeluaran konsumtif, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Utang yang tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi, yang pada akhirnya dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Namun, bahwa utang tidak selalu buruk. Utang dapat membantu pemerintah untuk melakukan pengeluaran yang diperlukan untuk membangun infrastruktur dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Penting juga untuk mengelola utang dengan bijak dan memastikan bahwa pemerintah mampu membayar kembali utangnya. Jika utang dikelola dengan baik, maka utang dapat menjadi alat yang efektif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.[]