BANDA ACEH – Anggota DPRA dari Partai Aceh (PA), Azhar Abdurrahman, menilai realisasi APBA tahun 2019 berjalan sangat lambat, tidak jauh beda dengan anggaran sebelumnya. Buktinya, tiga hari menjelang tutup buku tahun anggaran, realisasi keuangan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) masih di bawah taget.
“Realisasi anggaran tahun ini tidak ada bedanya antara (APBA) di-Pergub maupun tidak di-Pergup. Saya kira semua persoalan itu ada di Gubenrur Aceh, karena Gubernur tidak memantau pada perencanaan awal dari sejumlah SKPA. Kalau memang kondisi saat ini sangat lambat, berariti pemerintahan ini tidak benar lagi ini,” kata Azhar Abdurrahman, Senin, 30 Desember 2019.
Azhar menilai, lambatnya realisasi anggaran di sejumlah SKPA disebabkan kualitas sumber daya manusia (SDM) lemah, mulai dari perencanaan awal hingga pelaksanaan teknis kegiatan.
“Ini membuktikan realisasi pada tahap akhir penutupan buku, kan sama juga dengan tahun lalu, apa bedanya,” ujarnya.
Dia menjelaskan, persoalan ini terjadi lantaran banyaknya kegiatan sejumlah SKPA tidak dipantau secara maksimal oleh Gubernur Aceh.
Oleh karena itu, Azhar mengingatkan, untuk mempercepat realisasi APBA 2020, Pemerintah Aceh harus mengeksekusi kegiatan mulai awal Januari, baik proses tender maupun hal-hal terkait lainnya. “Sehingga perencanaan (target) dan realisasi anggaran pada kurva S terlihat jelas realisasi pada semeter satu cepat. Sedangkan realisasi anggaran 2019 hanya terjadi (berjalan normal) pada triwulan tiga dan empat. Kondisi ini berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, realisasi keuangan APBA-P sampai 28 Desember atau tiga hari menjelang tutup buku tahun anggaran 2019 sebesar 87,4 persen. Sedangkan realisasi fisik 97,5 persen.
Data itu dilihat portalsatu.com, 29 Desember 2019, pada laman resmi Percepatan dan Pengendalian Kegiatan APBA (P2K-APBA). Dari total pagu APBA-P 2019 senilai Rp17,327 triliun, Pemerintah Aceh menargetkan realisasi keuangan dan fisik sampai 31 Desember masing-masing 96,7 persen dan 100 persen.
Berdasarkan data realisasi keuangan per Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), paling rendah Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) 36,6 persen, Baitul Mal Aceh (BMA) 38,3 persen, BRA 51,6 persen, dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Pora) 56,3 persen. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) yang sebelumnya realisasi keuangannya “bertahan” di bawah 40 persen, kini menjadi 58,4 persen.
Data dari P2K-APBA itu juga terlihat, realisasi keuangan APBA 2019 sampai akhir triwulan III (September) hanya 41 persen. Realisasi keuangan baru melewati 50 persen pada Oktober 2019. Data itu menunjukkan, realisasi keuangan APBA 2019 sejak Januari sampai September (sembilan bulan) bak “siput berjalan”. Realisasi keuangan APBA 2019 tampak baru berjalan lancar sejak memasuki triwulan IV.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan realisasi keuangan APBA sampai akhir tahun 2019 ditargetkan mencapai 94 persen. Dia merasa optimis realisasi anggaran tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 lalu sebesar 82 persen.
“Tahun 2018 memang realisasinya lambat, disebabkan ketuk palu pada pembahasan dan pengesahan (prosesnya) lama, sehingga pencapaianya hanya 80 persen,” kata Nova menjawab portalsatu.com usai peresmian Pusat Kendali Bus Trans Kutaraja di Terminal Batoh, Banda Aceh, 24 Desember 2019.
Menurut Nova, target realisasi keuangan APBA 2019 sebesar 94 persen akan tercapai. “Kalau year on year itu tidak lambat (realisasi keuangan 2019), sama dengan tahun 2017. Yang lambat itu tahun 2018,” ujar Plt. Gubernur Aceh saat ditanya soal realisasi APBA 2019 berjalan sangat lambat.
“Boleh dikatakan lambat atau tidak, harus ada pembandingnya, antara tahun 2019 dengan tahun lalu. Kalau kita bandingkan, paling lambat tahun 2018, realisasinya 80 persen. Kalau dibandingkan realisasi anggaran tahun 2017 (93 persen, red) dengan realisasi tahun 2019, itu sama. Tergetnya (realisasi keuangan APBA 2019) sudah final antara 93-94 persen menjelang tutup buku akhir tahun,” ucap Nova.[]
Penulis: Khairul Anwar