DALAMĀ alur sejarah Aceh tahun 1872 dan 1873, nama Midhat Pasha tidaklah asing. Ia merupakan satu-satunya Singa Turki Usmani yang mengaum Sultan agar permintaan Aceh pada Turki untuk mengirim bantuan melawan Belanda dikabulkan. Begitu besar pengaruhnya dalam kesultanan hingga Rusia, Belanda dan Inggris bersekongkol menekan Sultan Abdul Aziz untuk diam.
Dalam garis besar misi Midhat Pasha, delegasi Aceh dianggap berperan membangunkan Kekhalifahan yang telah lama tertidur.
Permintaan akan bantuan militer dan status perlindungan ini kemudian ditolak. Turki memulangkan Syed Abd al Rahman al Zahir, pemimpin delegasi Aceh saat itu dengan aksesori ke-Turki-an dan deklarasi kenaikan status sosial.
Midhat Pasha adalah seorang penggerak reformasi konstitusional terkemuka. Dari tahun 1876-1877 ia bertindak sebagai Patih Besar. Ia dibunuh atas perintah Sultan Abdul Hamid II tahun 1883 saat ia hidup dalam pengasingan di Yaman.[]Sumber:Facebook.com/Pusat Kebudayaan Aceh-Turki (PuKAT)