BLANGKEJEREN – Masyarakat Kabupaten Gayo Lues mulai menunjukan antusias mendukung pasangan calon nomor urut 2 setelah Himpunan Ulama Dayah (HUDA) dan Forum Silaturahmi Pesantren (Forsilatren) menyatakan sikap mendukung Suhaidi-Maliki menjadi Bupati-Wakil Bupati Gayo Lues periode 2025-2030.
Banyak warga beranggapan, apa yang didukung para ulama merupakan langkah yang tepat untuk diikuti, dan menjadi patokan banyak orang dalam memilih pemimpin.
Tgk. H. Ambia, salah satu warga Desa Porang, Kecamatan Blangkejeren, Minggu, 29 September 2024, mengatakan di hadapan masyarakat, biasanya setiap event ada dewan jurinya. Tetapi Pilkada yang menjadi dewan jurinya adalah rakyat.
“Kita sebagai rakyat yang menjadi dewan juri berhak menentukan siapa yang akan kita menangkan. Dan menurut saya, Suhaidi-Maliki ini bisa memimpin Gayo Lues menuju arah yang lebih baik, dan bisa memperbaiki taraf hidup manusia. Karena posisi kabupaten kita saat ini jauh tertinggal dari kabupaten lain,” katanya di hadapan ratusan warga saat Suhaidi-Mailiki berkampanye terbatas ke Desa Porang.
Mantan Sekda Gayo Lues, H. Thalib S.Sos., yang menjadi ketua tim pemenangan Suhaidi-Maliki, mengatakan ada beberapa hal yang harus diketahui masyarakat dalam memilih pemimpin.
“Di antaranya, pemimpin itu harus mempunyai pendidikan yang cukup, kalau tidak bagaimana dia mau memimpin, Sekda, kepala dinas, dan rakyatnya. Pemimpin itu harus mempunyai pengalaman. Pemimpin itu harus mempunyai rekam jejak yang jelas. Pemimpin itu harus memiliki relasi ke tingkat provinsi dan pusat. Pemimpin itu harus memiliki niat yang baik, tulus dan iklas,” katanya.
Jika menelisik lima poin itu, pasangan Suhaidi-Maliki, kata Thalib sudah terpenuhi semuanya, dan bisa menjadi acuan warga dalam memilih pemimpin.
“Satu lagi, ulama Gayo Lues juga sudah menyatakan sikap atau mendeklarasikan mendukung Suhaidi-Maliki. Jika bukan ulama, ustaz/teungku yang jadi panutan kita siapa lagi,” ujarnya.
Calon Bupati Gayo Lues Suhaidi didampingi calon Wakil Bupati Maliki, mengatakan kedatanganya ke Desa Porang bukan sebagai kandidat lima tahunan yang hanya semata-mata mencari suara.
“Biasanya calon Bupati dan Wakil Bupati datang ke desa lima tahun sekali mencari dukungan, tetapi kami pastikan kami tidak. Jika kami terpilih nantinya, kami akan sering turun ke desa-desa, bukan hanya membual ke desa ketika menjelang pilkada,” katanya.
Saat ini kata Suhaidi, masyarakat Gayo Lues sudah pintar-pintar, dan tidak bisa lagi dibohongi. “Kuraha masyarakat Gayo Lues ni nge nguk bedan ne karang urum tanoh rata, dan porak urum terang,” katanya dalam bahasa Gayo yang artinya kayaknya masyarakat Gayo Lues ini sudah bisa membedakan jurang dengan tanah rata, dan sudah bisa membedakan siang dengan malam.
Untuk itu Suhaidi-Maliki meminta doa dan dukungan kepada seluruh masyarakat Gayo untuk mempercayakan pihaknya menjadi Bupati dan Wakil Bupati Gayo Lues.[]