Penulis Inggris berdarah Jepang, Kazuo Ishiguro dianugerahi penghargaan Nobel Sastra tahun ini. Swedish Academy, penyelenggara Nobel menyampaikan itu di Swedia, Kamis (5/10).
Dipilihnya Ishiguro tergolong konvensional, tidak mengejutkan seperti tahun lalu. Saat itu, Bob Dylan terpilih sebagai musisi pertama yang mendapat anugerah Nobel Sastra.
Bukan hanya karena statusnya sebagai musisi yang menjadi kontroversi. Dylan juga tidak berkomentar apa pun atas perolehan Nobel Sastra, sampai beberapa pekan kemudian.
Pilihan Swedish Academy tahun ini sudah diprediksi Clemens Poellinger, seorang kritikus sastra Swedia. “The Academy adalah kelompok yang sangat bijaksana dan kita tidak seharusnya menantikan apa pun yang sensasional tahun ini,” katanya pada AFP.
Ishiguro tergolong produktif. Ia sudah menerbitkan tujuh buku sejak 1982. Buku terbarunya berjudul The Buried Giant, diterbitkan pada 2015 lalu. Beberapa dari bukunya bahkan sudah diadaptasi menjadi film, seperti yang berjudul Never Let Me Go yang diterbitkan pada 2005.
Catatan namanya di film lain adalah The Remains of the Day dan The White Countess.
Bukan hanya menulis buku, Ishiguro juga menulis cerita pendek dan skenario. Namanya bahkan tercatat menulis beberapa lirik, termasuk The Ice Hotel, I Wish I Could Go Travelling Again, Breakfast on the Morning Tram, Waiter Oh Waiter, dan The Changing Lights.
Ishiguro merupakan penulis kelahiran Nagasaki, Jepang pada 62 tahun lalu. Ia pindah ke Inggris sejak 1960, saat keluarganya bermigrasi ke Eropa. Ia kemudian menyandang gelar sarjana dari University of Kent dan melanjutkan ke University of East Anglia.
Kecintaannya pada menulis sudah dirasakan sejak lama, mengingat ia mengambil kelas khusus menulis kreatif saat menuntaskan pendidikan master di University of East Anglia.
Nobel Sastra bukan penghargaan pertama untuknya. Ia pernah empat kali dinominasikan di Man Booker Prize, dan akhirnya muncul sebagai pemenang pada 1989 untuk The Remains of the Day.
Ia juga disebut The Times sebagai salah satu dari 50 penulis Inggris paling hebat sejak 1945. Novelnya Never Let Me Go masuk daftar 100 novel berbahasa Inggris terbaik.
Dianugerahkannya Nobel Sastra kepada Ishiguro membuat para penggemar Haruki Murakami kembali patah hati. Penulis yang juga berasal dari Jepang dan terkenal lewat Norwegian Wooditu beberapa kali dijagokan mendapat Nobel Sastra, namun tak kunjung menang.[]Sumber:cnn