Senin, September 9, 2024

Persaudaraan Masyarakat Brunei Darussalam...

BANDA ACEH - Berkenaan dengan berita duka cita, telah berpulang ke Rahmatullah seorang...

Peduli Terhadap Anak Yatim, Abu...

SUBULUSSALAM - Pimpinan Pondok Pesantren Babul Khairi, Desa Batul Napal, Sultan Daulat, Abu...

Masyarakat Gayo-Agara Gelar Kesenian...

KUTACANE - Dalam rangka melestarikan tari Saman hingga ke anak cucuk, masyarakat Gayo-Agara...

Panwaslih Aceh Paparkan Hasil...

LHOKSEUMAWE - Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih/Bawaslu) Provinsi Aceh menggelar sosialisasi hasil pengawasan dan...
BerandaMemungut Cahaya Rembulan

Memungut Cahaya Rembulan

BERSAMA pecahan sisa bintang semalam aku mengingat tiga kota utama. Lalu mengendap ke Baghdad, Andalus, Mesir dan Turki.

Lupakan Benua Gelap dalam catatan Batutah, sebelum Marcopolo ataupun Colombus. Lupakan Eropa dengan renesain dan revolusi industri. Sebab, enam ratus tahun sebelum itu, pusat Iraq telah menjadi mercu suar dunia untuk pendidikan, kesehatan dan ekonomi-politik.

Dari sini dunia mengenal pentingnya mencuci tangan, membuat kamar mandi bahkan teknik dasar robot dan teknik terbang Ibnu Firnas.

Pagi ini, pada zaman tua dalam capaian informasi-digital dengan semangat kebebasan yang pincang, aku ingin memungut pecahan cahaya rembulan yang menjadi rimah hidangan pasar dunia dengan peradaban angkuh.

Pecahan rembulan itu menimpa atap  ukhuwah, merobek hati dan melukai wajah belahan  dunia Islam: Menjadi ketakutan, ketertinggalan, perpecahan dan kebangkitan baru.

Oleh Taufik Sentana
Peminat literasi budaya. Menetap di Meulaboh, Aceh Barat.

Baca juga: