Selasa, September 17, 2024

Sambut Maulid Nabi, Jufri...

ACEH UTARA - Menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1446 Hijriah atau...

Panitia Arung Jeram PON...

KUTACANE - Panitia Pertandingan Cabang Olahraga Arung Jeram PON XXI Aceh-Sumut melarang belasan...

Salahkah Jika Tak Mampu...

Oleh: Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Ph.D., Dosen Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe Perbincangan seputar kompetensi...

Pengunjung Padati Venue Arung...

KUTACANE - Ribuan pengunjung dari berbagai daerah mendatangi arena arung jeram Pekan Olahraga...
BerandaMeraih Syafaat Alquran...

Meraih Syafaat Alquran di Bulan Ramadhan

Hubungan antara Ramadhan (Ramadan) dan Alquran sangat kuat. Ikatannya amat erat. Sebagaimana yang kita ketahui, Alquran adalah kitab Allah Subhanahu Wata’ala yang abadi. Dengannya, Allah SWT., mengeluarkan umat ini dari kegalapan menuju cahaya.

Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah memberi keterangan bahwa Alquran memberi syafaat kepada orang yang ia tahan dari tidur malam. Barangsiapa yang membaca Alquran dan bangun malam dengan membacanya, ia telah memenuhi hak Alquran sehingga Alquran akan memberinya syafaat. Adapun orang yang hidup bersama  Alquran (para pembaca dan penghafalnya), tetapi ia tidur darinya pada malam hari dan tidak mengamalkannya pada siang hari, maka Alquran akan mengambil posisi bermusuhan dengannya dan akan menuntut hak-haknya yang telah ia abaikan.

Ibnu Rajab rahimahullah juga mengemukakan sebuah hadis, “…Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam adalah manusia yang paling dermawan, sedangkan pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya, beliau lebih dermawan lagi. Adapun Jibril selalu menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajarinya al-Qur’an. Adalah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, ketika Jibril menemuinya, lebih dermawan dari angin yang berhembus”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Rajab rahimahullah mengakatan, “Hadits ini menunjukkan bahwa sunah hukumnya jika kita mempelajari al-Qur’an di bulan Ramadhan dan berkumpul untuk mengkajinya, serta memperdengarkan bacaan al-Qur’an kepada yang lebih menguasai. Dalam hadits tersebut juga terdapat dalil bahwa mustahab hukumnya memperbanyak membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan”.

Dalam hadis disebutkan bahwa mudaarasah (pembelajaran Alquran) antara Jibril dan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam terjadi pada malam hari. Hal itu menjadi dalil disunahkan memperbanyak bacaan Alquran pada malam hari. Sebab pada malam hari segala kesibukkan dunia mereda dan kehendak hati menjadi lebih terarah. Sedangkan hati dan lisan juga lebih fokus untuk merenungkan Alquran.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala, “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. al-Muzammil [73]: 6).

Sementara itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Barangsiapa yang membaca seratus ayat dalam satu malam, maka akan dicatat untuknya qiyamul-lail semalam penuh.” (HR. Ahmad)

Dalam hadis lain juga disebutkan, “Pada hari kiamat Al-Qur’an akan datang seraya berkata, “Wahai Rabbku, hiasilah ia”. Maka dikenakan mahkota kemuliaan kepadanya. Al-Qur’ân berkata lagi, ‘Wahai Rabbku, tambahkanlah kepadanya.’ Maka dipakaikan jubah kemuliaan kepadanya. Kemudian al-Qur’ân berkata lagi, “Wahai Rabbku, ridhailah ia”. Maka Allah pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada orang itu, “Bacalah dan naiklah”. Dan akan ditambahkan setiap kebaikan dari satu ayat yang dibaca”. (HR. at-Tirmidzi)

Demikianlah, sekiranya umat ini memahami Alquran yang mereka baca, mengetahui hak-haknya dan merasakan kelezatannya, niscaya rasa kantuk akan terbang meninggalkan mereka disebabkan kegembiraan atas karunia Allah Subhanahu Wata’ala yang mereka dapatkan.[]

Sumber: elsunnah.wordpress.com

Baca juga: