Sabtu, Juli 27, 2024

12 Partai Deklarasi Dukung...

LHOKSEUMAWE – Sebanyak 12 partai politik nonparlemen di Kota Lhokseumawe tergabung dalam Koalisi...

Keluarga Pertanyakan Perkembangan Kasus...

ACEH UTARA - Nurleli, anak kandung almarhumah Tihawa, warga Gampong Baroh Kuta Bate,...

Di Pidie Dua Penzina...

SIGLI - Setelah sempat "hilang" cambuk bagi pelanggar syariat Islam di Pidie saat...

Pj Gubernur Bustami Serahkan...

ACEH UTARA - Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, didampingi Penjabat Bupati Aceh Utara,...
BerandaBerita Gayo LuesMerasa Dilecehkan Kepala...

Merasa Dilecehkan Kepala Bappeda Gayo Lues, Pejabat Berasal dari Guru Protes

BLANGKEJEREN – Pejabat Kabupaten Gayo Lues yang berlatar belakang dari guru mengaku tidak senang dengan ucapan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Jata, S.E., yang dinilai melecehkan profesi guru saat rapat evaluasi di Oproom Setda, Selasa, 1 November 2022.

“Kami tidak senang karena Kepala Bappeda Gayo Lues menyalahkan tim Baperjakat menempatkan orang yang salah ke Bappeda, yaitu orang yang sebelumnya berprofesi guru,” kata Wahidin S.Pd., Sekretaris Baitul Mal Kabupaten Gayo Lues, Rabu, 2 November 2022, kepada portalsatu.com.

Menurut ucapan Kepala Bapepda itu, kata Wahidin, orang yang berlatar belakang guru tidak mampu bekerja apapun karena backgroundnya hanya “S.Pd. (Sarjana Pendidikan)”, yang sama sekali tidak tahu apa-apa dan lambat untuk beradaptasi.

“Ucapan Kepala Bappeda itu membuat kami yang berlatar belakang dari guru merasa tidak senang dan merasa dilecehkan, apalagi diucapkan di depan Plt. Sekda, Asisten 1, Asisten 3, dan seluruh SKPK se-Gayo Lues, dan tamu undangan lainya,” katanya.

Padahal, kata Wahidin, banyak pejabat yang berlatar belakang dari guru yang hadir pada rapat tersebut, seperti Muhamamd Noh, S.Pd., Kepala Kesbangpol Gayo Lues, Kepala Dinas Sosial, Jasiwa Maytense, Kepala Dinas Syariat Islam Gayo Lues, Syamsul Bahri, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gayo, Lues Kasimuddin, Kasatpol PP Sabri, dan Camat yang hampir 80 persen berlatar belakang dari guru.

“Kami belum bisa menerima (permintaan) maaf Kepala Bapeda Gayo Lues sebelum adanya permintaan maaf secara umum di khalayak umum, karena ucapannya yang kami anggap melecehkan profesi guru juga diucapkan di depan umum,” katanya yang hari ini akan berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Gayo Lues.

Kepala Kesbangpol Gayo Lues, Muhammad Noh, mengatakan seharusnya Kepala Bappeda menghormati profesi guru, karena setiap orang yang menjadi pejabat pasti lahir berkat seorang guru.

“Secara pribadi, Kepala Bappeda sudah minta maaf kepada saya, dan saya bilang jangan ulangi lagi. Memang peserta yang rapat kemarin banyak yang berlatar belakang dari guru,” katanya melalui telepon WhatsApp.

Jata, S.E., Kepala Bappeda Gayo Lues, mengatakan sebenarnya saat itu rapat internal bukan rapat umum, dan yang dikatakannya mengenai penempatan pejabat di Bappeda ada yang berlatar belakang S.Pd ditempatkan pada kasubbid infrastruktur sehingga tidak bisa maksimal menjalankan tugas.

“Ke depan seharusnya jangan guru pada jabatan infrastruktur tersebut, tapi penempatan pejabatnya harus sesuai dengan PP Nomor 11 tentang Manajemen ASN, itu lebih kurang, atau kalau videonya boleh kita buka kembali supaya tidak diplintir,” katanya.

Kepala Bapada mengaku sama sekali tidak bermaksud untuk melecehkan profesi guru. “Dan saya sudah langsung minta maaf kepada Pak Wahidin Porang,” katanya melalui pesan WhatsApp.[]

Baca juga: