LHOKSEUMAWE- Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Lhokseumawe, Kemenag dan Majelis Pendidikan Daerah (MPD) telah memutuskan akan melakukan sekolah tatap muka bagi siswa antara 9-10 November 2020.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe, Ibrahim, Jumat, 6 November 2020, mengatakan, kebijakan ini dilakukan setelah keputusan rapat bersama dengan Majelis Pendidikan Daerah (MPD) dan Kemenag. Berdasarkan surat izin dari Satgas Covid-19 dengan syarat sekolah tersebut mampu melaksanakan protokol kesehatan.
“Kita juga mengatur setiap sekolah hanya tiga hari belajar dalam sepekan, jam belajar pun dipersingkat selama dua jam perhari. Jumlah murid tiap kelas dikurangi 50 persen, sehingga protokol kesehatan dapat diterapkan. Jika ada sekolah belum melakukan persiapan belajar tatap muka, maka kita akan menerapkan sistem daring pada sekolah tersebut sambil mengevaluasi kesiapan sekolah itu sendiri,” kata Ibrahim.
Ibrahim menambakan, wali murid juga mendukung proses belajar mengajar tatap muka. Meski berstatus zona orange Covid-19 bahwa Pemko Lhokseumawe akan berupaya melakukan pembelajaran secara tatap muka untuk penguatan sistem daring dan luar jaringan (luring) dampak pandemi tersebut.
“Untuk mencegah penyebaran covid, sebagian sekolah mulai menyusun mekanisme sistem pembelajaran baik protokol kesehatan maupun kurikulum pembelajaran. Kita juga merujuk kepada Peraturan Wali Kota Lhokseumawe Nomor 44 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan, itu merupakan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian virus tersebut,” ungkap Ibrahim.
Sementara itu Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Kota Lhokseumawe, Sri Aryati mengungkapkan, uji coba pembelajaran tatap muka dilakukan untuk penguatan belajar daring selama ini, karena pembelajaran secara online menjadi kendala bagi sejumlah siswa maupun bagi wali murid.
“Akan tetapi bagi wali murid yang belum mau mengikuti belajar tatap muka, kita pihak sekolah memberlakukan sistem daring bagi siswa. Sistem ini juga untuk membentuk karakter anak didik di sekolah secara langsung,” ujar Sri Aryati.
Untuk persiapan proses belajar mengajar tatap muka, lanjut Sri Aryati, pihaknya mulai mempersiapkan kebutuhan prokes seperti pembatasan jumlah kursi sebanyak 15 kursi, yang sebelumnya menampung 32 murid perkelas. Selain itu, pihak sekolah juga membagi masker gratis kepada guru dan murid pada hari pertama belajar nanti.
“Sebelum masuk ke lingkungan sekolah, siswa dan guru diharuskan untuk mencuci tangan di wastafel yang disediakan serta pengecekan suhu badan. Kita juga menyusun jam belajar untuk siswa dalam proses mengajar tatap muka, kita berharap bisa berjalan dengan lancar nanti karena selama ini sudah lama berlangsung belajar dan mengajar secara daring,” jelasnya.[]