Selasa, September 17, 2024

Sambut Maulid Nabi, Jufri...

ACEH UTARA - Menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1446 Hijriah atau...

Panitia Arung Jeram PON...

KUTACANE - Panitia Pertandingan Cabang Olahraga Arung Jeram PON XXI Aceh-Sumut melarang belasan...

Salahkah Jika Tak Mampu...

Oleh: Muhammad Syahrial Razali Ibrahim, Ph.D., Dosen Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe Perbincangan seputar kompetensi...

Pengunjung Padati Venue Arung...

KUTACANE - Ribuan pengunjung dari berbagai daerah mendatangi arena arung jeram Pekan Olahraga...

Pola

“Capek aku ke dokter, sakitku ini enggak juga tuntas, salah makan sikit kambuh,” gerutu seorang kawan.

“Kenapa kamu salahkan dokter dan obat. Jika kamu saja susah pantangan,” tuding saya.

Sahabat!!!

Kebiasaan buruk menghasilkan hal buruk buruk. Ketidakdisiplinan akan berbuah pelanggaran. Walaupun kecil jika terus menerus akan menjadi tabiat. Jika sudah menjadi tabiat maka butuh tekad kuat mengubahnya.

Kasus-kasus seperti ini sering kita temui. Semisal orang sakit gula. Tentu dia harus melakukan pengaturan makanan sesuai saran dokter. Tapi kita juga tahu bahwa penyakit itu dipicu oleh ketidakseimbangan. Artinya, karena berlebih maka timbul sakit ini.

Ketika sudah sakit, kebiasaan lama yang menjadi pemicu harus dihindari. Inilah yang sulit. Dalam hidup terkadang orang tahu penyebab kegagalannya. Tapi ia tak jua beranjak menjauh dari sumber kegagalan itu.

Kita yakin surga itu ada. Tapi kita berat untuk melakukan hal-hal baik untuk mencapainya. Kita tahu neraka itu menyiksa. Tapi kita cenderung mendekat. Kita tahu membuang-buang waktu itu merugikan. Tapi kita sering lalai dan melewatkan waktu percuma.

Kecenderungan abai dan remeh. Pasti menghasilkan hal negatif. Ukur saja manfaat dari kebiasaan dan perilaku kita. Apakah cenderung positif dan produktif? Dari sana Anda tidak perlu lagi mengeluh. Apa yang Anda tanam dan merawatnya. Itulah yang akan Anda panen.[]

Baca juga: