BANDA ACEH – Guru Besar (profesor) Hasbi Amiruddin menceritakan pengalamannya menghadiri sebuah pameran buku di Arfika Utara, Mesir. Di pameran buku negeri itu, setiap pengunjung dari berbagai usia membeli buku sampai tas mereka hampir tidak bisa menampungnya.
“Anak muda, orang tua, sama, mereka semua beli buku. Kalau orang kita, apabila mengunjungi pameran buku, hanya beberapa orang yang beli. Di Aceh yang banyak dibeli HP,” katanya dalam bincang kebudayaan bertajuk “Hubungan Aceh dan Afrika”, di Sultan II Selim ACC, Banda Aceh, Sabtu 12 Maret 2016.
Dalam acara tersebut, aktivis senior Juanda Djamal dan Nur Djuli menjadi pemateri. Guru besar Darwis A Soelaiman turut hadir. Para hadirin terdiri dari akademisi, mahasiswa, aktivis, dan seniman.
Dalam acara yang dilaksanakan oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Antarbangsa, PuKAT (Pusat Kebudayaan Aceh dan Turki) dan manajemen Sultan II Selim ACC itu, professor Hasbi menawarkan beberapa solusi untuk mengangkat kembali Aceh.
“Jadilah terhormat kembali, di masa dahulu orang Aceh yang ke negeri lain adalah para investor, ilmuan, dan bangsawan, sehingga disambut dengan terhormat. Di masa ini juga seharusnya begitu, kita ke negeri orang bukan untuk mencari kerja atau suaka. Terhormatlah kembali,” kata Hasbi.[]