Minggu, September 15, 2024

Pengukuhan Tim Pemenangan Bintang-Faisal...

SUBULUSSALAM - Bakal Calon Wali Kota/Wakil Wali Kota Subulussalam, H. Affan Alfian Bintang,...

Hari ke 3 Arung...

KUTACANE - Hingga hari ketiga penyelenggaraan pertandingan (Sabtu, 14 September 2024) tim Provinsi...

Pengumuman Penerimaan Masukan dan...

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA SUBULUSSALAM PENGUMUMAN NOMOR: 442/PL.02.2-Pu/1175/2024 TENTANG PENERIMAAN MASUKAN DAN TANGGAPAN MASYARAKAT PASANGAN CALON...

SKK Migas dan KKKS...

SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)...
BerandaRSUZA Membludak, Keluarga...

RSUZA Membludak, Keluarga Pasien Keluhkan Buruknya Sirkulasi UGD

BANDA ACEH – Masuknya pasien baru di UGD membludak. Itu sebabnya banyak keluarga pasien yang dirujuk dari luar daerah terpaksa tidur dan berjaga sedemikian rupa.

Sebagai contoh, tadi malam, 23 Agustus 2016, sekira pukul 01:30 WIB keadaan sudah semakin padat, ambulan masuk terus memperbanyak pasien rujuk dari luar daerah. Pukul 04:00 wib aktifitas masuknya pasien baru tetap ada.

Keadaan ini terasa sangat memilukan melihat status RSUZA (Rumah Sakit Umum Zainal Abidin) sebagai rumah sakit propinsi. Sirkulasi UGD-nya mestilah diperbaiki, agar pasien yang juga berhimpitan di dalam ruang UGD ke depan lebih nyaman.

Jumlah pasien yang dirujuk ke RSUZA sudah pasti meningkat terus atas dasar dokter di Kab/kota se-Aceh memang menjadikan RSUZA sebagai rumah sakit yang utama menerima pasien mereka di daerah sebagai pengharapan dapat ditangani lebih baik mengingat RSUZA memiliki dokter dan alat yang lebih memadai teknologinya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan, rumah sakit kebanggaan orang Aceh ini tak mampu menampung harapan keluarga pasien dari daerah.

Sebab semakin padat keluarga pasien yang menunggu, hingga tidak kebagian tempat memaksa keluarga pasien tidur di parkiran, di depan pintu masuk UGD, duduk-duduk di sepanjang sisi perhentian ambulan menurunkan pasien, persisnya hampir mirip keberadaan pengungsi bahkan tanpa tenda. Sebaiknya pimpinan RSUZA segera menidaklanjuti keluhan keluarga pasien yang terlihat sangat kecewa mendapatkan keadaan ini.

Belum lagi suasana di dalam ruang UGD yang sangat tidak representatif melayani pasien rujuk. Kelebihan muatan di ruangan UGD malah menambah si sakit semakin sakit dan para pendamping pasien yang merupakan keluarganya sangat terasa khawatir akibat pelayanan yang kurang nyaman justru dapat memperburuk keadaan pasien, karena kebanyakan pasien itu sangat lelah usai melalui perjalan jauh dari luar daerah. Perhatian para dokter maupun perawat di UGD sepatutnya dapat ditingkatkan apabila kebijakan menambah ruang UGD, menambah fasilitas menampung pasien rujuk dari luar daerah akan sangat bermakna bagi kelancaran perobatan pasien.

Nazar, 30 tahun asal Lhokseumawe salah seorang dari keluarga pasien yang penulis wawancarai dini hari itu mengutarakan harapan agar Gubernur Aceh segera menginstruksikan pimpinan RSUZA untuk memastikan ledakan pasien rujuk dapat diatasi sebaik mungkin ke depannya. Perihal fasilitas sangat terbatas bagi keluarga pasien memang bukanlah satu kondisi paling urgen, namun kesegeraan pasien ditangani inilah faktor utama yang memberikan kelegaan bagi masyarakat Aceh.

Pelayanan harus ditingkatkan demi memenuhi harapan rakyat Aceh yang telah mendominankan pengobatan pasien agar dirawat di rumah sakit tersebut. Redaktur rumah sakit seharusnya mengawasi sirkulasi pasien masuk via rujuk untuk segera diinapkan dan mendapat kamar rawat sehingga pasien dapat nyaman juga keluarga pasien lega bila diberikan pelayanan terbaik.[]

Muhammad Rain

Penulis: Muhammad Rain, Seorang penulis budaya, sosial dan pemerhati lingkungan. Saat ini berprofesi sebagai guru, studi Magisternya di Unsyiah sedang dirampungkan.

Baca juga: