SIGLI – Selama 16 tahun (2006 -2022) tercatat 77 penderita HIV/AIDS di Kabupaten Pidie, 36 penderita meninggal dunia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, selain meninggal ada 41 penderita HIV- AIDS tersisa, namun 21 penderita masih menjalani pengobatan secara teratur. Sementara 20 lainnya lepas dari pengamatan karena penderita tidak diketahui keberadaannya dan hilang kontak.
Hal itu katakan Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Pidie, dr. Elya Noer, kepada portalsatu.com, Selasa, 23 Mei 2023.
“Jumlah semuanya 77 orang, 36 meninggal dan 21 penderita masih berobat kontinu. Namun, 20 lainnya, kita tidak tahu keberadaan mereka, apakah hidup berbaur dengan masyarakat atau mengasingkan diri. Hingga saat ini tidak ada laporan sama sekali kepada kita,” kata Elya Noer.
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto pada pertemuan untuk kemitraan Pencegahan Penyakit (P2) AIDS, Tuberkulosis dan Malaria pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pidie 2024, yang diadakan Dinas Kesehatan Pidie, di sebuah kafe, Jalan Lingkar Sigli, Selasa, 23 Mei 2023, mengatakan perlu membangun kesamaan persepsi tentang gambaran permasalahan kasus AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM). Selain itu, mampu melakukan upaya pencegahan dan pengendaliannya yang akan tertuang dalam perencanaan anggaran pemerintah maupun adanya dukungan dana CSR non pemerintahan.
“Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kementerian Kesehatan telah menegaskan pentingnya kemitraan yang efektif di daerah dalam penanggulangan AIDS, tuberculosis, dan malaria”, kata Pj. Bupati.
Selanjutnya, kata Pj. Bupati, perlu difikirkan adanya suatu tim yang akan menjadi sekretariat untuk pencegahan dan pengendalian penanggulangan masalah AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.[](Zamahsari)