Oleh: Taufik Sentana*
Sombong menjadi perusak amal yang paling berbahaya. Mirip api yang membakar kayu kering. Sombong bisa muncul dalam keadaan dan status diri apapun. Miskin,kaya atau bodoh dan alim, baik pejabat atau rakyat biasa. Bisikan sombong (bagian dari makna khannas), bisa muncul sekilas dan kadang tak bisa kita kira. Hanya hati yang bersih dan pertolongan Allah yang bisa menyebabkan kita terhindar dari sombong, selain dengan latihan diri yang ketat dan muhasabah setiap hari.
Dalam sesi kajian online Gus Baha, di Kanal Santri Gayeng, diceritakan dari Riwayat Hadis Imam Bukhari, bahwa pada zaman nabi tertentu ada seorang yang sujud kepada Allah sebagai bentuk ibadah. Tetiba, ada seorang lain yang berbuat buruk padanya. Orang ini menginjak kepala orang yang sedang sujud tadi. Sehingga ia langsung berkata karena jengkel: Duh, celakanya engkau. Semoga Allah tidak Mengampuni dosamu.
Sesaat setelah peristiwa ini, Allah SWT mengisyaratkan pesan ke nabiNya di masa itu, bahwa Allah tidak suka dengan sikap si orang yang sujud tadi. Allah seakan direndahkan olehnya.Karena dia menyifati Allah dengan sifat Pemberi Azab saja. Padahal Allah, Mengampuni dan Mengazab siapapun Yang Dia Kehendaki. Artinya, tidak ada yang bisa mengintervensi. Maka Allah pun Murka dengan Orang yang sujud tadi. Ibadah sujudnya hilang makna, karena keangkuhan lisan dan sikap sombongnya.
Demikianlah, petikan dari riwayat hadis di atas kiranya membuat kita tersadar bahwa sikap sombong, angkuh, benar sendiri, dapat muncul seketika, yang berakibat pada menyifatkan Allah pada posisi negatif dan menafikan KebaikanNya yang lebih luas. Sehingga bisa merusak iman dan amal kita sendiri.[]
*Peminat Literasi sosial dan dakwah digital.
Ikatan Dai Indonesia. Aceh Barat.