Rabu, September 18, 2024

Kajari Aceh Tenggara: Kami...

KUTACANE - Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Tenggara, Lilik Setiyawan, S.H., M.H., berkomitmen...

Tim Jabar Kembali Sabet...

KUTACANE - Tim Jawa Barat (Jabar) kembali merebut medali emas cabang olahraga arung...

Putra Anggota Polres Gayo...

BLANGKEJERN - Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh putra Gayo Lues Haikal Al-Fakhri, putra...

Panitia PON XXI Aceh-Sumut...

KUTACANE - Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Aceh-Sumut meminta maaf kepada...
BerandaTidak Dibayar, Kenapa...

Tidak Dibayar, Kenapa H Adnan Mempertahankan Program Polisi Meupep-pep?

BANDA ACEH – Koordinator Polisi Meupep-pep, AKBP Drs. H Adnan, menyebutkan bahasa meupep-pep (Indonesia: cerewet) sudah dikenal dunia. Hal tersebut dikatakannya seiring adanya beberapa duta besar negara sahabat yang bertemu dengannya dan menanyakan masalah bahasa meupep-pep tersebut.

Bahasa meupep-pep nyan ka ta perkenalkan ke dunia, bahkan Wali Nanggroe ka geu perkenalkan bak 29 negara tentang meupep-pep nyoe. Jadi Dubes-Dubes ASEAN. Begitu hebat bahasa Aceh sudah dipahami le dunia,” kata H Adnan usai menerima piagam penghargaan dari Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman alias Haji Uma di salah satu warkop di Banda Aceh, Senin, 13 Juni 2016.

Selain itu, kata dia, keberadaan Polisi Meupep-pep di Banda Aceh sudah menjadi legitimasi di Aceh. “Masyarakat nyoe ka lage saboh kebutuhan, miseu lon hana deuh ka ditelepon le ureung. Ho pak Adnan saket? Ho ka neujak ka pakon hana karu lam kota, berarti ka lage kebutuhan, berarti nyan legitimasi kebutuhan dari masyarakat. Mungkin ka galak, mungkin na lucu jih,” katanya.

Dia mengatakan keberadaan Polisi Meupep-pep juga bisa menembus segala instansi, termasuk militer. “Pangdam bahkan nyoe na kegiatan-kegiatan ka diheui lon,” ujarnya.

H. Adnan menyebutkan Polisi Meupep-pep adalah program unggulan Polda Aceh. Program ini diciptakan H. Adnan pada 10 April 2013. Namun dia mengakui program Polisi Meupep-pep ini tidak mendapat anggaran dari pemerintah. Jadi meskipun dipercaya sebagai Koordinator Polisi Meupep-pep, H. Adnan tidak pernah menerima jerih dari kerjanya tersebut. Kenapa?

Karena dari batin geutanyoe. Tanyoe ingin memperbaiki masyarakat Aceh, terutama bidang budaya. Contoh budaya mengemudi. Bagaimana jiwa masyarakat mengemudi sekarang, dineukjak uneun, dari jioh hana rencana jih dong uneun, tiba-tiba lampu merah idong rot wi. Lage nyan ijoe dikoh uneun. Meunyo ta biarkan, cukop leu masyarakat Aceh yang mate (Karena dari batin kita. Kita ingin memperbaiki masyarakat Aceh, terutama bidang budaya. Contoh budaya mengemudi. Bagaimana jiwa masyarakat mengemudi sekarang, mau jalan ke kanan, dari jauh tidak berencana menepi ke kanan, tiba-tiba lampu merah terpaksa berdiri di jalur kiri. Begitu lampu hijau memotong ke kanan. Kalau dibiarkan, cukup banyak masyarakat Aceh yang tewas akibat kecelakaan),” katanya.

Dia mengaku program Polisi Meupep-pep ini murni lahir dari panggilan hati nuraninya dan tidak mencontoh dari luar. Meskipun demikian dia mengakui Polisi Meupep-pep ini program resmi dari Mabes Polri. “Tapi tidak dibayar, tidak ada penambahan uang bentuk apapun dalam kegiatan apapun. Jadi kok mau? Terpanggil, untuk peduli. Peduli dalam bidang mana? dalam bidang keselamatan berlalu lintas, bidang adat, dan agama,” ujarnya.[](bna)

Baca juga: