BANDA ACEH – Deputy Chief of Mission Embassy of The Russian Federation in the Republic of Indonesia, Veronika Novoseltseva, PhD., membahas beberapa isu penting dengan Ketua DPR Aceh, Saiful Bahri akrab disapa Pon Yahya, terkait rencana kerja sama, Senin, 22 Agustus 2022. Pertemuan berlangsung di ruang kerja Ketua DPR Aceh, turut ditemani politikus Partai Aceh Ermiadi, staf Wali Nanggroe Dr. A. Raffiq, dan Sekjen Partai Aceh, Kamaruddin Abubakar akrab disapa Abu Razak.
Dalam pertemuan tersebut, Veronika menyampaikan rasa takjubnya dengan kondisi alam Aceh, yang memiliki hutan, pegunungan, laut dan danau yang indah. Veronika juga menyebut banyak hal yang ingin disampaikan dalam pertemuan itu. Antara lain turut mengundang putra-putri di Aceh agar memanfaatkan peluang beasiswa yang disediakan untuk Indonesia.
“Ada 261 beasiswa yang diberikan Rusia untuk Indonesia, dan kami mengundang pemuda pemudi Aceh untuk mengambil program beasiswa dari Rusia,” kata Veronika kepada Ketua DPR Aceh.
Dia juga berharap Aceh dapat memanfaatkan program pertukaran pelajar yang disepakati antara Rusia dengan Indonesia.
Di sisi lain, Veronika mengatakan saat ini Rusia sedang fokus dalam hal penyelamatan satwa liar yang mulai langka di dunia, seperti harimau. Dia menyebutkan, sama halnya seperti Aceh, Rusia juga memiliki harimau langka yang nyaris punah–yang ada di Amur.
Namun setelah adanya perhatian khusus dari Presiden Vladimir Putin, populasi harimau Amur akhirnya berhasil ditingkatkan. Kondisi ini menurut Veronika, sama seperti yang sedang dihadapi Aceh dengan menurunnya populasi harimau sumatra, gajah sumatra, badak sumatra dan juga orangutan. Dia berharap Rusia bersama Aceh dapat bekerja sama dalam isu terhadap perlindungan satwa liar ini karena memiliki kesamaan.
Veronika memaparkan adanya wilayah-wilayah tertentu di Rusia yang memiliki penduduk mayoritas Muslim, seperti Tatarstan dan juga Chechnya. Menurutnya, sebanyak 90 persen penduduk di dua negara federal Rusia itu beragama Islam seperti di Aceh. Dengan adanya kesamaan itu, dia berharap Aceh dapat melakukan kerja sama dengan Rusia.
Veronika melihat hal yang berbeda antara pemberitaan di media massa dengan kondisi sebenarnya di Aceh. Dia melihat Aceh sangat toleran dengan pihak luar meskipun mayoritas berpenduduk Muslim.
“Apa yang saya lihat di sini sedikit berbeda, terutama dengan apa yang saya baca di dunia barat. Di Aceh sangat toleran, banyak masjid, saya akan memberikan informasi kepada turis-turis Rusia untuk datang ke Aceh dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kehidupan di Aceh. Saya akan menyampaikan hal ini supaya mereka dapat melihat langsung ke Aceh,” kata Veronika.
Sebagai salah satu negara adikuasa di dunia, Rusia juga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak termasuk dengan Indonesia dan juga Aceh. Apalagi menurut Veronika, Rusia sejak dulu memiliki hubungan baik dengan Aceh. “Dulu kapal-kapal dari Rusia sering lewat dari perairan Selat Malaka,” kisah Veronika.
Hubungan antara Rusia dengan Aceh bahkan dapat dibuktikan dengan keberadaan satu makam pelaut negeri Putin itu di Sabang. Makam perwira angkatan laut Rusia itu hingga kini bahkan dirawat dengan baik. “Wakil Duta Besar Rusia beberapa waktu lalu sempat berkunjung ke sana,” kata Veronika.
Rusia juga menaruh perhatian besar dengan peristiwa tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Negara itu bahkan turut mengirimkan alat-alat medis dan juga tim kesehatan untuk membantu merawat korban gempa tsunami di Aceh. “Alat-alat medis itu bahkan ditinggal untuk Aceh, hanya pekerjanya yang kembali ke Rusia,” ujarnya.
Dalam musibah tsunami tersebut, Rusia juga turut mengirimkan 200 ribu gandum serta bantuan lainnya untuk Aceh.
Sementara itu, Ketua DPR Aceh Saiful Bahri menyambut baik atas kunjungan pihak kedutaan besar Rusia. Dia berharap Aceh dapat memanfaatkan peluang-peluang kerja sama yang dibuka Rusia seperti pertukaran pelajar dan hal lainnya. “Kita sangat mengapresiasi kunjungan ini, kita harap dapat memanfaatkan peluang kerja sama dengan Rusia nantinya,” kata Saiful Bahri.
Pertemuan antara Kedubes Rusia dengan Ketua DPR Aceh berlangsung santai. Banyak candaan yang disampaikan dalam pertemuan itu.
Ermiadi yang ikut dalam pertemuan tersebut juga berharap Aceh dapat memanfaatkan peluang bekerja sama dengan Rusia. Dia mengundang Rusia untuk membuka konsulat di Aceh. “Jangan hanya di Sumatra Utara,” katanya yang disambut tawa kedua belah pihak.[](ril)