Sabtu, Juli 27, 2024

12 Partai Deklarasi Dukung...

LHOKSEUMAWE – Sebanyak 12 partai politik nonparlemen di Kota Lhokseumawe tergabung dalam Koalisi...

Keluarga Pertanyakan Perkembangan Kasus...

ACEH UTARA - Nurleli, anak kandung almarhumah Tihawa, warga Gampong Baroh Kuta Bate,...

Di Pidie Dua Penzina...

SIGLI - Setelah sempat "hilang" cambuk bagi pelanggar syariat Islam di Pidie saat...

Pj Gubernur Bustami Serahkan...

ACEH UTARA - Penjabat Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, didampingi Penjabat Bupati Aceh Utara,...
BerandaBerita Aceh UtaraAl-Walid MZ, Anak...

Al-Walid MZ, Anak Berprestasi Mengharumkan Aceh, Ayahnya Bilang ‘Rumoh Meulestrek Golom Na’

Usianya baru 13 tahun. Muhammad Al-Walid bin Munazir atau Al-Walid MZ sudah membawa pulang banyak piala dan sertifikat ke rumahnya. Dia mengikuti jejak abang kandungnya, Muhammad Kamal Kharazi MZ (18), yang juga berprestasi. Anak yang punya bakat berdakwah dan pembawa puitisasi atau saritilawah itu telah mengharumkan nama Aceh sampai tingkat nasional.

Al-Walid MZ merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan suami istri, Munazir Umar (45) dan Maryana (38). Keluarga ini tinggal di Gampong Meunasah Buket, Kemukiman Buloh Blang Ara, Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara.

Saat ini, Al-Walid tercatat sebagai siswa kelas II Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terpadu Al-Jamiatul Islamiyah, Blang Pulo, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.

Suara merdu dimiliki Al-Walid mendukung beragam bakat yang mengantarnya meraih berbagai prestasi tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional. Di antaranya, juara I Cabang Syarhil Qur’an dalam Olimpiade Qur’an Tingkat Nasional Jilid III Tahun 2019 digelar LTTQ Fathullah UIN Jakarta, 18-21 Apri 2019. Saat itu, Al-Walid tampil bersama abang kandungnya, Kamal Kharazi sebagai pembawa saritilawah dan Mudasir pembaca tilawah.

Baca juga: Al-Walid MZ Gampong Buket Siap Tunjukkan Bakatnya pada IMB 2021

Sebelumnya, Al-Walid juara I Dai Cilik Tingkat Nasional Tahun 2017 di Medan, dan juara harapan I Dai Cilik Tingkat Nasional Tahun 2017 di Surabaya.

“Setelah menjuarai lomba dai cilik, Al-Walid sering mendapatkan undangan untuk mengisi dakwah ke sejumlah wilayah seperti Aceh Utara, Lhokseumawe, Bireuen hingga Aceh Timur,” ujar Munazir kepada portalsatu.com melalui telepon seluler, Jumat, 8 Oktober 2021, malam.

Munazir menyebut Al-Walid tertarik menjadi pendakwah termotivasi dengan dai sejuta umat, (alm.) K.H. Zainuddin MZ. “Cita-citanya memang menjadi dai,” ucap Munazir akrab disapa Bang Pon.

Al-Walid juga memperoleh juara I lomba baca puisi tingkat nasional tahun 2018. Dia pernah pula mendapat juara lomba bercerita.

Pokok jih lee that, neujak u rumoh neukalon keudroe neuh piala dan sertifikat (banyak prestasinya, silakan datang ke rumah kami lihat sendiri piala dan sertifikat yang diperoleh Al-Walid),” ujar Bang Pon.

(Koleksi piala sebagai bukti prestasi Al-Walid dan Kamal Kharazi MZ. Foto for portalsatu)

Abang Al-Walid, Kamal Kharazi, juga anak berprestasi. Di antaranya, juara I Cabang Syarhil Qur’an Tingkat Olimpiade Nasional Tahun 2019 di Tangerang, juara I Cabang Syarhil Qur’an Tingkat Provinsi di Aceh Timur, dan juara harapan I Cabang Syarhil Qur’an pada MTQ Tingkat Nasional di Medan.

“Walaupun keduanya berhasil meraih banyak prestasi dan mengharumkan nama Aceh, tapi mereka belum pernah tersentuh (bantuan) dari pemerintah,” ungkap Bang Pon.

Ketika putranya mengikuti perlombaan, Bang Pon mengaku terpaksa meminta bantuan dana kepada Arafat, Ketua DPRK Aceh Utara, asal Kuta Makmur.

“Karena saya tidak punya kemampuan secara ekonomi. Saya lihat anak saya memiliki potensi, tapi tidak ada yang menolong saya, terpaksa mengemis,” kata ayah empat anak ini.

“Bukan dari daerah kita Aceh yang memberi perhatian, selama ini malah donatur dari Malaysia yang memberikan dana sebagai tanda apresiasi untuk prestasi anak saya. Orang Malaysia menunjukkan kepeduliannya setelah melihat bakat anak saya melalui YouTube,” tambah Bang Pon.

Bang Pon mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap setelah menutup usaha jualan mi goreng di kedai kecil depan meunasah (surau) Gampong Buket. “Selama corona (pandemi Covid-19) sudah tutup, karena kurang laku, hanya tiga kilo (mi) sehari. Sebelumnya minimal lima kilo. Sekarang saya menganggur,” tuturnya.

Biaya kebutuhan sehari-hari untuk anak-anak? “Saat ini saya mengajar pengajian anak-anak, tempatnya di dalam rumah saya, setelah Zuhur sampai Ashar. Dulu ada sekitar 50 anak, sekarang tinggal 15 anak, mungkin karena orang tuanya juga tidak punya biaya. Jika ada diberikan sedekah oleh orang tua mereka untuk saya, cukup untuk beras satu bambu. Jika tidak, berarti puasa,” kata Bang Pon.

Nye neujak u rumoh, meulestrek golom na. Ka rayek aneuk-aneukkuh meulestrek golom na di rumoh (kalau anda datang ke rumah saya, bisa dilihat meteran listrik pun belum terpasang)” ucapnya.

Untuk penerangan di dalam rumahnya, Bang Pon mengatakan, “lon cangkok dari rumoh mertua (arus listrik dari rumah mertua)”.

“Yang ada bantuan dari gampong untuk saya, beras zakat fitrah. Dulu ada beras raskin, sekarang tidak ada lagi. (Dana) PKH juga tidak dapat,” tambah Bang Pon.

Bang Pon merasa bersyukur dua putranya berprestasi, sehingga ikut membantunya menyelesaikan pembangunan rumah.

Lheuh rumoh kuh nyan aneuk kuh peugot, ngen peng dijak dakwah, ngen peng lomba-lomba lagee nyan. Rumoh ta peugah semi permanen, tapi peu yang na kutipek. Meureumpok triplek, triplek ku tipek, meureumpok papeun, papeun ku tipek, meureumpok batako, batako ku tipek,” ujar Bang Pon.

Istrinya, Maryana adalah guru berstatus honorer murni di SD Negeri 20 Kuta Makmur. “SK honor murni sejak 2007. Lima tahun sebelumnya tenaga bakti lillahi taala. Sejak ada SK, honornya Rp300 ribu per bulan. Tahun ini hanya sampai bulan Juli kemarin,” ungkap Bang Pon.

“Hampir 20 tahun mengajar, tapi istri saya tidak diangkat-angkat (statusnya). Hari ini (Jumat, 8/10), keluar pengumuman hasil tes PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja)), tidak lulus lagi,” ucap Bang Pon diamini Maryana.

Namun, pasangan suami-istri itu kini merasa bahagia lantaran Al-Walid lolos menjadi salah satu peserta Indonesia Mencari Bakat (IMB) 2021 yang diproduksi Trans TV. Jika peserta lolos tahap audisi juri, baru bisa melanjutkan ke babak eliminasi hingga grand final. Ajang pencarian bakat ini juga melibatkan publik untuk menentukan bakat favorit melalui poling di media sosial.

“Mohon dukungan pemerintah daerah dan semua pihak untuk Al-Walid yang sedang mengikuti program IMB 2021,” ujar Bang Pon.

Menurut Bang Pon, selama ini banyak penampilan Al-Walid sebagai dai cilik yang direkam dan diunggah oleh orang lain ke platform media sosial YouTube.

Belakangan ini, anak bertalenta itu meng-cover atau menyanyikan kembali lagu dan di-upload melalui channel YouTube Kamal MZ Official. Di antaranya, “Haruskah Aku Mati Versi Sholawat”, dan “Satu Jiwa Sampai Tua”, yang dipopulerkan Arief, dinyanyikan kembali oleh Al-Walid MZ.

Al-Walid mengikuti program IMB 2021 karena dia ingin mengembangkan bakat menyanyi dan menjadi bintang layar kaca. “Karena tuntutan ekonomi juga kan,” ucap Bang Pon.[](nsy)

Baca juga: