WASHINGTON – Para pejabat Amerika Serikat mengatakan Menteri Luar Negeri John Kerry berkali-kali menelepon para pemimpin Arab Saudi dan Iran untuk menyerukan agar mereka tenang sejak terjadi pertikaian diplomatik antara kedua negara.
Menurut juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby, percakapan melalui telepon itu antara lain dilakukan dengan menteri luar negeri kedua negara.
Selain itu, lanjutnya, John Kerry juga menghubungi wakil pangeran mahkota Arab Saudi.
“Salah satu hal utama dalam benak menteri luar negeri adalah melonggarkan ketegangan, menenangkan keadaan, mendorong dialog dan keterlibatan antara negara-negara tersebut, dan juga menekankan bahwa ada masalah-masalah genting lain di kawasan,” jelas Kirby mengenai isi percakapan telepon menteri luar negeri AS.
Langkah tersebut ditempuh setelah Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada Minggu (03/01) menyusul aksi pemrotes warga Iran yang merusak Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran.
Mereka meluapkan kemarahan atas eksekusi mati seorang ulama Syiah terkemuka di Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaffari mengatakan negaranya siap menjadi penengah dalam pertikaian diplomatik antara Iran dan Arab Saudi.
Dalam jumpa pers bersama dengan menteri luar negeri Iran di Teheran, al-Jaffari mengatakan jika ketegangan memburuk maka semua orang akan rugi.
Irak, yang mayoritas penduduknya Shiah, berbatasan langsung dengan Iran dan Arab Saudi.
Sikap bermusuhan antara Teheran dan Riyadh lebih lanjut diperkirakan akan menggoyahkan Irak yang sebenarnya sudah mengalami peperangan sektarian yang sengit.[] sumber: bbc.co.uk