Kamis, September 19, 2024

Jawa Barat Juara Umum...

KUTACANE - Kontingen Jawa Barat cabor arung jeram boyong delapan medali emas sebagai...

Permudah Masyarakat Sampaikan Aspirasi,...

SUBULUSSALAM - Sekretariat DPRK Subulussalam melaksanakan sosialisasi fasilitas Pusat Layanan Aspirasi Masyarakat (PusLAM)...

Penonton Membeludak Pertandingan Terakhir...

KUTACANE - Penonton membeludak di venue arung jeram Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI...

Arung Jeram PON, PB...

KUTACANE - Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) berkomitmen untuk menumbuhkan...
BerandaDLH Akui Belum...

DLH Akui Belum Maksimal Tangani Sampah di Aceh Barat

MEULABOH – Kadis Dinas Lingkungan Hidup Aceh Barat, Adi Yunanda, mengakui kalau pihaknya belum maksimal dalam hal penanganan pengelolaan persampahan di Aceh Barat, khususnya berkaitan dengan penanganan tumpukan sampah liar yang ada di kabupaten tersebut.

“Patut diakui, memang ada kekurangan dari kami yang belum secara maksimal melakukan penanganan sampah perkotaan. Buat apa ditutup-tutupi,” ujar Adi didampingi Kabid Kebersihan dan Konservasi Lingkungan DLH Aceh Barat, Bos Ariadi Muis, saat dimintai konfirmasi oleh portalsatu.com berkaitan dengan adanya warga yang mengeluh karena banyaknya sampah liar di sekitar tempat tinggalnya, di ruang kerja kadis DLH, Rabu, 30 Mei 2018.

Adi mengatakan, titik penumpukan sampah liar khususnya di Kecamatan Johan Pahlawan tersebar di beberapa tempat, diantaranya di Gampong Suak Ribee, di Lorong Nangka 1 dan di Jalan Terendam, Gampong Rundeng.

“Tumpukan sampah liar semakin banyak karena dalam bulan Ramadan volume sampah meningkat, baik disebabkan karena meningkatnya jumlah pedagang musiman, dan meningkatnya aktifitas rumah tangga,” cetus dia.

Ke depannya, kata Adi, akan ditempatkan kontainer sampah di titik-titik yang dimaksud. “Tahun depan akan dilakukan pengadaan dari sumber dana otsus atau saat ini Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA). Tahun ini masih berupa penempatan tong sampah komunal, berupa tong sampah yang terbuat dari fiber dan beroda,” katanya.

Saat ini armada kebersihan yang dimiliki oleh DLH Aceh Barat, terdiri dari 21 truk pengangkut sampah, armada siram, trado, dan armada pelengkap lainnya, yang menurut Adi, beberapa di antaranya memerlukan peremajaan jika dilihat dari segi usia dari alat-alat tersebut.

“Beberapa alat adalah peninggalan sebelum tsunami, ada setelah tsunami, bantuan dari Non Goverment Organization (NGO) UNDP. Namun tidak sedikit yang pengadaan baru tahun 2015, hingga 2018,” sebutnya.

Selain itu, kata dia, juga perlu penambahan armada, khususnya untuk menjangkau sampah yang aksesnya tidak memungkinkan untuk dimasuki oleh truk pengangkut sampah. Armada yang dimaksud seperti kendaraan roda tiga yang memiliki kontainer di belakangnya.

Saat ini, lanjut Adi, upaya penanganan sampah perkotaan oleh DLH masih difokuskan di tiga kecamatan utama, Johan Pahlawan, Meureubo, dan Kaway XVI, serta dua kecamatan lainnya, Samatiga dan Woyla.

Terakhir, ia berharap agar seluruh unsur dan elemen masyarakat mau terlibat aktif dalam penanganan masalah sampah, berdasarkan Qanun No 4 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Persampahan, di mana penanganan masalah sampah bukan hanya ditangani oleh pemerintah saja, namun juga semua elemen.

“Minimal setiap sampah yang dihasilkan baik dari kegiatan rumah tangga dan lainnya, tidak ditempatkan sembarangan,” pinta dia.[]

Penulis: Rino Abonita

Baca juga: