Kamis, September 19, 2024

Aceh Tambah Medali Perunggu...

KUTACANE - Tim arung jeram Aceh menambah medali perunggu dari nomor lomba Slalom...

Aqil Fadhillah Pimpin Gapensi...

SUBULUSSALAM - Aqil Fadhillah Aradhi dipercayakan memimpin Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional Indonesia (Gapensi)...

Diwarnai Protes Sumut, DKI...

KUTACANE - Kontigen Sumatera Utara melayangkan protes keras terhadap DKI Jakarta terkait adanya...

Polisi Gayo Lues Akan...

BLANGKEJEREN - Akun-akun palsu di media sosial facebook mulai bermunculan di Kabupaten Gayo...
BerandaFGD Pembauran Kebangsaan...

FGD Pembauran Kebangsaan di Bireuen, Ini Kata Pemateri

BIREUEN – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Aceh menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pembauran Kebangsaan, di Aula Ruwais Kupi, Cot Gapu, Bireuen, Kamis, 22 November 2018. Peserta FGD itu 20 orang terdiri dari Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Bireuen, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan.

Kepala Badan Kesbangpol Aceh diwakili Kabid Ideologi, Wasbang dan Karakter Bangsa, Hasrulsyah, S.E., dalam sambutannya sebelum membuka acara itu, mengatakan FGD Pembauran Kebangsaan terselenggara atas kerja sama Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Bireuen untuk mendengarkan permasalahan-permasalah yang berpotensi menjadi cikal-bakal konflik antarsuku, ras, etnis maupun golongan lainnya. Diharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini semua permasalahan tersebut mendapatkan solusi.

“Jika Anda mendengar isu-isu negatif yang berpotensi konflik, mari kita diskusikan agar dapat kita antisipasi sehingga konflik tidak terjadi,” katanya.

Dia berharap agar kaum minoritas dapat memahami kaum mayoritas, sehingga ketentraman dalam kehidupan berkebangsaan dapat terwujud.

Dra. Lailisma Sofyati, anggota FPK Aceh sebagai pemateri pertama dengan judul “Pembauran Kebangsaan Sebagai Langkah Menciptakan Perdamaian” menyatakan, pembauran kebangsaan adalah dinamika kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia yang majemuk dan berbeda merupakan kodrat yang diciptakan Allah.

“Tujuan final dari pembauran kebangsaan adalah terciptanya kondisi yang aman, nyaman, kondusif dan terkendali. Oleh karena itu, kami ingin mendengar permasalahan-permasalahan pembauran kebangsaan di Kabupaten Bireuen dan semoga dapat kita selesaikan. Jikapun tidak dapat kita selesaikan pada hari ini, kami akan melaporkan kepada Bapak Gubernur dalam bentuk rekomendasi bidang pembauran kebangsaan,” ujar Lailisma.

Pemateri kedua, Dra. Naimah Hasan, M.A., yang merupakan anggota FPK Aceh membawakan materi dengan judul “Pembauran Kebangsaan dalam Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa” mengatakan, “pengorbanan dan penderitaan yang bangsa kita terima merupakan hal yang membangkitkan semangat juang nenek moyang kita untuk meraih kemerdekaan”.

“Sehingga kita sepakat bahwa kemerdekaan bangsa kita bukanlah sebuah hadiah. Jadi, jangan sampai kita dijajah kembali dengan model dan cara yang berbeda. Mari kita bersatu dalam membangun negara kita ini,” ujarnya.

“Persatuan dan kesatuan adalah kunci utama dalam rangka menjaga negara Indonesia. Mari kita simpan perbedaan suku, ras, etnis maupun golongan lainnya tanpa harus menghilangkan identitas masing-masing,” ajak Naimah Hasan.

“Jangan ada lagi yang menjajah kita di berbagai bidang, jangan ada mayoritas mengganggu minoritas dan minoritas hendaknya dapat menghormati mayoritas serta nusantara ini harus tetap berdiri untuk menjamin kelangsungan hidup anak cucu kita,” ujar dia.[](Fauzi/*)

Baca juga: