SUBULUSSALAM – Sejumlah petani kelapa sawit di wilayah Kota Subulussalam dan sekitarnya berharap harga Tandan Buah Segar (TBS) saat ini berkisar antara Rp1.550 hingga Rp1.600 per kilogram di level petani bisa bertahan hingga saat panen puncak pada Juni mendatang.
Harapan ini disampaikan petani sawit mengingat kenaikan harga TBS sejak tujuh bulan terakhir tidak diikuti peningkatan produksi buah kelapa sawit yang sedang mengalami trek (turun) di saat harga komoditas unggulan masyarakat ini mencapai Rp1.800 per kilogram di tingkat Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS).
“Harga TBS memang naik sejak beberapa bulan terakhir, tapi kondisi di lapangan produksi buah menurun,” kata Ridwan salah seorang petani sawit di wilayah Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Rabu, 24 Februari 2021.
Menurutnya, penurunan produksi buah TBS disebabkan sepanjang tahun 2019 hingga awal 2020 lalu harga TBS tidak kunjung membaik. Harga di level petani hanya kisaran Rp800 per kilogram, akibatnya banyak kebun kelapa sawit tidak terawat dengan baik sehingga berdampak pada penurunan produksi buah.
Kenaikan harga TBS baru terjadi ketika memasuki pertengahan 2020 lalu di saat produksi buah sedang trek, hingga memasuki awal tahun 2021 harga TBS terus bertahan di level tertinggi Rp1.800 per kilogram.
Kini, secara perlahan produksi buah sedang tren naik diperkirakan memasuki masa penen puncak pada Juni mendatang. Petani sangat menginginkan harga TBS Rp1.600 per kilogram bertahan di saat panen puncak, menjadi impian petani di wilayah Kota Subulussalam.
“Mudah-mudahan saat produksi buah meningkat harga TBS masih mahal,” ungkap pria asal Parongil, Kecamatan Silima Pungga Pungga, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara ini.
Hal senada juga disampaikan Fakrizal Afdal berharap harga TBS tidak mengalami penurunan di saat produksi TBS meningkat. Pasalnya, selama ini kerap terjadi seperti kongkalikong harga TBS menyesuaikan produksi TBS.
Jika produksi TBS meningkat harga sawit anjlok, begitu juga sebaliknya TBS mulai bergerak naik ketika produksi buah menurun. Akibatnya, petani sawit selalu dirugikan tidak pernah mendapatkan harga maksimal di saat produksi TBS meningkat. []