Kamis, September 19, 2024

Permudah Masyarakat Sampaikan Aspirasi,...

SUBULUSSALAM - Sekretariat DPRK Subulussalam melaksanakan sosialisasi fasilitas Pusat Layanan Aspirasi Masyarakat (PusLAM)...

Penonton Membeludak Pertandingan Terakhir...

KUTACANE - Penonton membeludak di venue arung jeram Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI...

Arung Jeram PON, PB...

KUTACANE - Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) berkomitmen untuk menumbuhkan...

Sidak ke Beberapa SKPK,...

SUBULUSSALAM - Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemko Subulussalam diharapkan bekerja dengan...
BerandaBerita Banda Aceh'Ija Kroeng' Menyasar...

‘Ija Kroeng’ Menyasar Kaum Milenial: Bersarung saat Ngopi

BANDA ACEH – Khairul Fajri membulka usaha “Ija Kroeng” di Seutui, Banda Aceh. Koleksi kain sarung produksi Khairul–yang sudah ditampilkan pada peragaan busana bertema ‘Sustainable Muslim Fashion’ diselenggarakan Indonesia Sharia Economic Festival pada 29 Oktober 2021 lalu–dapat dibeli menjelang hari raya Idulfitri tahun ini.

Khairul menceritakan, ide bisnis Ija Kroeng dimulai karena ingin melestarikan budaya bersarung pada kaum milenial. Dia mengembangkan potensi penggunaan sarung yang lebih modern dan terlihat trendy ketika dipakai untuk kegiatan selain peribadatan, seperti ngopi, nongkrong di mall, atau acara-acara formal. Konsep utama pada produk ini adalah sejarah, budaya, dan agama.

Menurut Khairul, konsep lainnya east meets west. Konsep ini menginginkan tradisi sarung dari timur dapat dipadupadankan dengan blazer yang kebarat-baratan. Sehingga, penggunaan kain sarung dapat lebih mudah digunakan dan cocok dipadupadankan dengan fashion jenis lainnya.

Khairul mengungkapkan hal itu kepada 25 mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh yang mengikuti kuliah lapangan di lokasi produksi Ija Kroeng, 15 Februari 2022.

Kepada para mahasiswa, Khairul juga mengungkapkan tentang inspirasi ide di balik logo Ija Kroeng yang dikembangkan selama bertahun-tahun. Inspirasi didapat ketika ia mengunjungi Berlin Timur.

Khairul turut menjelaskan pengembangan motif melalui tiga hal dasar. Yaitu recampaign motif dasar Aceh yang beragam, mini research pada Museum Sejarah Aceh, dan permintaan pasar, serta membahas mengenai pengembangan produk dari awal berdiri hingga saat ini.

Dibahas pula mengenai sasaran produk, penyesuaian pengembangan motif melalui isu terkini atau viral, dan rencana bisnis berdasarkan seasonal (musiman).

Bagi Khairul, kunjungan mahasiswa ISBI Aceh merupakan salah satu insight baru terhadap produk Ija Kroeng. Pandangan baru dari lingkungan baru juga merupakan salah satu bentuk pengembangan brand. Ditambah, secara keilmuan, proyeksi keberhasilan suatu produk tidak hanya dititikberatkan pada product value secara pemilihan material, tapi juga diperkuat secara branding melalui elemen visual yang diterapkan pada produk dan kemasan.

Dosen ISBI Aceh, Nisa Putri Rachmadani, S.T., M.Ds., mengatakan kuliah lapangan di Ija Kroeng salah satu bagian dari perkuliahan Metode Penelitian Desain dengan materi Metode Pengumpulan Data Melalui Observasi dan Wawancara.

Field study ini diharapkan dapat menjadi salah satu penunjang karakter bagi mahasiswa guna memberikan perspektif baru tentang bagaimana sejarah dan konsep terbentuknya produk, memperkuat branding, proses product campaign, dan demografis market, khususnya pada brand Ija Kroeng.

image15

[](nsy)

Baca juga: