BANDA ACEH – Ribuan kasus amoral yang menimpa segala usia. Saban hari di media sosial, media cetak dan elektronik, merekam banyak kasus pelanggaran terhadap ajaran agama, hukum dan akhlak.
Khatib Jum'at Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Dr. Tgk. H. Syabuddin Gade, M.Ag., mengajak masyarakat untuk menerapkan metode 'Pendidikan Berkarakter yang Islami, Jumat, 14 September 2018.
“Jika kerusakan moral terus dibiarkan, maka yakinlah kehancuran akan menimpa bangsa ini,” kata Tgk. Syabuddin.
Khatib menerangkan maksud dari pendidikan karakter yang islami adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat berpikir, memahami, memerhatikan, berucap, bertindak dan mengamalkan nilai-nilai etik sesuai dengan ajaran Islam.
“Pendidikan karakter yang islami, sesungguhnya itulah pendidikan akhlak mulia (tarbiyat al-akhlaq al-mahmudah) baik dalam berhubungan dengan Allah, sesama manusia, diri sendiri maupun lingkungan,” kata Tgk. Syahbuddin.
Sumber utama pendidikan ini adalah Alquran dan Sunah, dari sana berasal tentang bagaimana cara bersikap jujur, nilai religius atau ibadah kepada Allah. “Pendidikan karakter yang islami dapat diterapkan di rumah, masyarakat, dan umum. Tidak hanya di bangku sekolah,” katanya.
Menurut Tgk. Syabuddin, penanggung jawab utama pendidikan karakter yang islami adalah orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah, dan semua pihak mesti berkontribusi untuk mewujudkan motede pendidikan karakter yang islami berjalan.
Dalam hal itu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mencontohkan keteladanan, pembiasaan, pencegahan, apresiasi, dan sanksi.
“Agar manusia menghindar dari perilaku keji dan munkar maka perlu diberikan sanksi ('iqab ) yang setimpal. Melalui hukuman yang setimpal akan menimbulkan efek jera sehingga seseorang akan meninggalkan perilaku keji dan mungkar,” ujar Tgk. Syabuddin.[]