Rabu, September 18, 2024

Kajari Aceh Tenggara: Kami...

KUTACANE - Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Tenggara, Lilik Setiyawan, S.H., M.H., berkomitmen...

Tim Jabar Kembali Sabet...

KUTACANE - Tim Jawa Barat (Jabar) kembali merebut medali emas cabang olahraga arung...

Putra Anggota Polres Gayo...

BLANGKEJERN - Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh putra Gayo Lues Haikal Al-Fakhri, putra...

Panitia PON XXI Aceh-Sumut...

KUTACANE - Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Aceh-Sumut meminta maaf kepada...
BerandaNewsKetika Lampion Warna-warni...

Ketika Lampion Warna-warni Hiasi Langit Malam Wuhan

Oleh Al-Zuhri

LAMPION adalah sejenis lampu yang biasanya terbuat dari kertas dengan lilin atau sejenisnya di dalamnya. Ada juga lampion yang lebih rumit, terbuat dari rangka bambu dibalut dengan kertas tebal atau sutera bewarna, dan biasanya bewarna merah. Lampion biasanya tidak dapat bertahan lama dan mudah rusak. Begitulah yang saya lihat, beberapa dari lampion ada yang terbakar sebelum dilepaskan ke udara. Ada juga yang jatuh setelah beberapa saat melayang bebas di udara. Malam ini lampion bak pelita bagi langit Wuhan yang damai, menerangi sudut-sudut angkasa. Ibarat menggantikan bintang malam yang sudah lelah berbagi cahaya.

Saat lampion mulai menyala, api memanaskan udara di dalamnya, sehingga menurunkan kepadatan dan menyebabkan lampion naik ke udara dan diterbangkan oleh angin. Adapun pelepasan lampion di malam ini mereka peruntukkan untuk menyambut pergantian tahun baru masehi. Walaupun sebenarnya negeri para kaisar ini memiliki tahun baru sendiri yaitu imlek. Sama halnya dengan kita yang memiliki tahun hijiriah. Bahkan mereka juga merayakan acara seperti natalan, 11-11 (hari jomblo sedunia), dan beberapa hal lainnya. Namun hanya beberapa orang saja, dan kebanyakan dari yang merayakannya adalah muda-mudi.

Pada kesempatan pelepasan lampion ini, tampak pula orang-orang menuliskan beberapa potong kata berupa doa di kertas lampion tersebut. Dengan harapan, semoga di tahun depan mendatangkan hal yang lebih baik untuk hubungan, pekerjaan, dan pengharapan lainnya. Ada juga yang menulis “Ni hao (Halo) 2016, Zai Jian (Sampai Jumpa) 2015”. Ada beragam jenis lampion melayang di udara, mulai dari merah, biru, kuning, dan lainnya dengan tak lupa menaruh pengharapan disetiap penerbangannya.

Langit malam berhiaskan lampion terbang memang sudah menjadi pemandangan yang umum terlihat di banyak negara asia saat perayaan malam tahun baru, ataupun perayaan besar lainnya. Lampion terbang malam ini menjadi kertas harapan bagi orang-orang yang melepaskannya ke angkasa. Berharap pengharapannya didengarkan oleh Tuhan, walaupun sebenarnya mayoritas orang Tiongkok tidak percaya akan adanya Tuhan.

Awalnya saya hanya penasaran ingin melihat bagaimana orang-orang Tiongkok melewati tahun baru masehi. Karena kebanyakan dari mereka adalah komunis (tidak bertuhan), dan mereka juga memiliki tahun baru sendiri yaitu imlek. Berawal dari info beberapa sahabat bahwa di beberapa tempat Wuhan ada orang merayakan tahun baru masehi, akhirnya saya langsung menelusuri tempat yang dimaksud dengan menggunakan MRT atau subway. Lokasinya sedikit jauh dari tempat saya tinggal. Butuh melewati sembilan stasiun kurang lebih. Stasiun yang jadi tujuan saya adalah Jiang Han Road. Dan ternyata benar di tempat yang dikabari sahabat saya di sana ada banyak orang.

Satu persatu mulai melepaskan lampion, dan sebagian ada yang menghidupkan kembang api. Langit tampak cantik sesaat, sebelum akhirnya asap perlahan-lahan mulai menguasai udara. Setelah beberapa saat di sana, saya beranjak melihat situasi di tempat-tempat lainnya yang dikabarkan juga mengadakan acara-acara.

Di titik kota Wuhan lainnya saya mendapati ada orang yang menyelenggarakan konser gratis yang diselingi acara-acara pembagian hadiah dan hiburan lainnya. Tepat pada pergantian menit ke tahun baru, mereka sama-sama menghitung waktu mundur dari hitungan kesepuluh sampai satu dan mengucapkan “Xin Nian Kuai Le” (Happy New Year) bersama-sama. Kemudian beberapa orang diminta hadir ke panggung untuk diberikan hadiah dan ditanya apa harapannya ditahun baru ini. Di sana saya juga melihat beberapa orang asal negara lain dan kebanyakan berparas timur tengah dan pakistan.

Ada juga yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menjajakan barang dagangannya seperti kembang api, lampion, mancis, permainan-permainan, makanan-makanan, dan lain sebagainya. Tampak pula beberapa kumpulan orang sedang terpana-pana melihat sebuah pesawat mainan dikendalikan remote kontrol berlalu lalang di langit berputar di sekeliling lampion. Bak menghantarkan lampion melayang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Ternyata pemilik pesawat juga menjual pesawat ciptaannya tersebut dengan harga 900 yuan (±Rp. 1.800.000).

Di seputaran area tampak pula empat unit mobil pemadam kebakaran sudah bersiap siaga mengawal kondisi tempat perayaan berlangsung. Mereka khawatir akan terjadinya kebakaran, walaupun larangan untuk menggunakan mercon sudah disampaikan. Pelarangan ini berkaca dari banyaknya kejadian-kejadian yang merugikan dengan adanya pembakaran mercon. Semoga kita orang yang tidak merayakan bisa mengisi waktu kepada hal-hal yang berguna, apakah itu dengan berzikir,  munasabah, dan sebagainya.[]

Al-Zuhri, mahasiswa Master of Communication Studies di Huazhong University of Science and Technology, melaporkan dari Wuhan, Propinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok.

Baca juga: